EXPO 2012 | JAKARTA - TAHUN 2014 memang masih jauh, berkisar 2 tahunan lagi. Namun kurun waktu tersebut sebenar tidak akan terasa. Di tahun itu, bagi masyarakat Indonesia ada salah satu agenda penting, yakni pelaksanaan pemilihan pemimpin termasuk Presiden.
Susilo Bambang Yudhoyono, selaku Presiden walau tak bisa "bertarung" di ajang pemilihan umum 2014 nanti, namun mematok tiga kriteria yang dirasa pas menjadi penggantinya.
"Ada tiga aspek penting bagi kandidat presiden selanjutnya, yaitu integritas, kapabilitas dan akseptabilitas (bisa diterima masyarakat)," kata SBY dalam sambutannya saat bersilaturahmi dengan para pimpinan media massa di Istana Negara, Selasa, 31 Juli 2012.
Kendati sudah mengungkapkan syarat calon pemimpin bangsa berikutnya, Presiden SBY melanjutkan, rakyat tetap hakim yang akan menentukan pilihan terbaik bagi calon pemimpin baru di 2014.
SBY optimistis nanti akan muncul calon-calon yang sesuai dengan kriteria tersebut. "Pahalanya akan tinggi kalau insan pers memberikan ruang yang adil dan setara bagi calon-calon tersebut," katanya sebagaimana pernah juga dilansir TEMPO.CO
Dalam waktu satu setengah tahun mendatang, Indonesia akan disibukkan dengan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden. Jadwal dari Komisi Pemilihan Umum, pemungutan suara untuk mencari calon wakil rakyat dimulai 9 April 2014.
Sekitar dua bulan kemudian, digelar pemilu presiden. "Pendek kata mulai tahun depan akan ada dinamika, menghangatnya politik dimana- mana," kata SBY.
Tetapi, sebagai Kepala Negara, kata SBY, ia menyimpan harapan agar pemilu 2014 lebih baik dari 2004 dan 2009. "Baik dari segi penyelenggaran maupun partisipasi masyarakatnya. Kita ingin partisipasi rakyat makin kuat dan berkualitas," kata dia.
Kepada insan media, dia meminta agar memberi kesempatan kepada setiap calon pemimpin untuk memperkenalkan diri, baik dari sisi pemikiran, visi dan misi, hingga aneka solusi untuk menyelesaikan masalah bangsa. "Pastikan rakyat mengerti apa yang ingin dipilih supaya semakin mengerti alasan memilih tokoh A atau tokoh B," kata dia.
Namun Mantan Ketua MPR Amin Rais dalam situs yang dipublikasi INILAH.COM, menyatakan enam kriteria syarat yang harus dipenuhi oleh calon presiden pada Pemilu 2014 mendatang. Bukan dengan melihat ketokohan orang bersangkutan, partai politik, kelompok tertentu maupun background tertentu, melainkan obyektifitas calon bersangkutan.
Pertama, kata Amien, calon bersangkutan haruslah orang yang memahami ideologi dan falsafah Indonesia. Yakni dengan meyakini Pancasila secara sungguh-sungguh dengan tafsiran sesuai dengan perjalanan bangsa Indonesia.
Kedua, calon tersebut harus mempunyai integritas yang baik secara pribadi dan dimata hukum. Ia tidak memiliki catatan buruk semacam riwayat korupsi, imoral serta tindakan yang tidak beres lainnya.
"Ketiga harus memiliki jam terbang yang memadai. Tidak mungkin aktivis kampus tiba-tiba jadi presiden, nanti kacau balau. Atau bintang film karena terkenal jadi presiden, saya kira nanti mengulang kesalahan di Filipina," ungkap Amien Rais, Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PAN, Minggu (27/5/2012) malam.
Syarat keempat, lanjutnya, calon bersangkutan harus bisa dan betul-betul dapat merangkul seluruh anak bangsa lepas dari kelompok, agama maupun etnik. Karena nanti ketika jadi presiden akan jadi bapak atau ibu yang layaknya mengayomi keberadaan keluarganya.
Kelima, tokoh tadi harus fasih memahami arti globalisasi. Karena mau tidak mau Indonesia akan dihadapkan pada arah globalisasi yang tidak terelakkan, sehingga tokoh itu tidak akan membuat kita malu bangsa Indonesia.
Terakhir, dia harus bisa memberikan keteladanan sebagai seorang pemimpin yang bebas dari mentalitas inlander, paham terjajah, tunduk, merunduk, berdasarkan kepentingan asing.
"Kalau sudah ketemu keenam ini, kita lihat apakah si x, y, z nanti akan ketemu. Tapi kalau kita sebut nama tokoh seperti Prabowo, Mulyani atau Bu Ani maka akan kacau. Saya rasa (presiden) itu lebih baik yang muda," pungkas Amien. [RED]
Susilo Bambang Yudhoyono, selaku Presiden walau tak bisa "bertarung" di ajang pemilihan umum 2014 nanti, namun mematok tiga kriteria yang dirasa pas menjadi penggantinya.
"Ada tiga aspek penting bagi kandidat presiden selanjutnya, yaitu integritas, kapabilitas dan akseptabilitas (bisa diterima masyarakat)," kata SBY dalam sambutannya saat bersilaturahmi dengan para pimpinan media massa di Istana Negara, Selasa, 31 Juli 2012.
Kendati sudah mengungkapkan syarat calon pemimpin bangsa berikutnya, Presiden SBY melanjutkan, rakyat tetap hakim yang akan menentukan pilihan terbaik bagi calon pemimpin baru di 2014.
SBY optimistis nanti akan muncul calon-calon yang sesuai dengan kriteria tersebut. "Pahalanya akan tinggi kalau insan pers memberikan ruang yang adil dan setara bagi calon-calon tersebut," katanya sebagaimana pernah juga dilansir TEMPO.CO
Dalam waktu satu setengah tahun mendatang, Indonesia akan disibukkan dengan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden. Jadwal dari Komisi Pemilihan Umum, pemungutan suara untuk mencari calon wakil rakyat dimulai 9 April 2014.
Sekitar dua bulan kemudian, digelar pemilu presiden. "Pendek kata mulai tahun depan akan ada dinamika, menghangatnya politik dimana- mana," kata SBY.
Tetapi, sebagai Kepala Negara, kata SBY, ia menyimpan harapan agar pemilu 2014 lebih baik dari 2004 dan 2009. "Baik dari segi penyelenggaran maupun partisipasi masyarakatnya. Kita ingin partisipasi rakyat makin kuat dan berkualitas," kata dia.
Kepada insan media, dia meminta agar memberi kesempatan kepada setiap calon pemimpin untuk memperkenalkan diri, baik dari sisi pemikiran, visi dan misi, hingga aneka solusi untuk menyelesaikan masalah bangsa. "Pastikan rakyat mengerti apa yang ingin dipilih supaya semakin mengerti alasan memilih tokoh A atau tokoh B," kata dia.
Namun Mantan Ketua MPR Amin Rais dalam situs yang dipublikasi INILAH.COM, menyatakan enam kriteria syarat yang harus dipenuhi oleh calon presiden pada Pemilu 2014 mendatang. Bukan dengan melihat ketokohan orang bersangkutan, partai politik, kelompok tertentu maupun background tertentu, melainkan obyektifitas calon bersangkutan.
Pertama, kata Amien, calon bersangkutan haruslah orang yang memahami ideologi dan falsafah Indonesia. Yakni dengan meyakini Pancasila secara sungguh-sungguh dengan tafsiran sesuai dengan perjalanan bangsa Indonesia.
Kedua, calon tersebut harus mempunyai integritas yang baik secara pribadi dan dimata hukum. Ia tidak memiliki catatan buruk semacam riwayat korupsi, imoral serta tindakan yang tidak beres lainnya.
"Ketiga harus memiliki jam terbang yang memadai. Tidak mungkin aktivis kampus tiba-tiba jadi presiden, nanti kacau balau. Atau bintang film karena terkenal jadi presiden, saya kira nanti mengulang kesalahan di Filipina," ungkap Amien Rais, Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PAN, Minggu (27/5/2012) malam.
Syarat keempat, lanjutnya, calon bersangkutan harus bisa dan betul-betul dapat merangkul seluruh anak bangsa lepas dari kelompok, agama maupun etnik. Karena nanti ketika jadi presiden akan jadi bapak atau ibu yang layaknya mengayomi keberadaan keluarganya.
Kelima, tokoh tadi harus fasih memahami arti globalisasi. Karena mau tidak mau Indonesia akan dihadapkan pada arah globalisasi yang tidak terelakkan, sehingga tokoh itu tidak akan membuat kita malu bangsa Indonesia.
Terakhir, dia harus bisa memberikan keteladanan sebagai seorang pemimpin yang bebas dari mentalitas inlander, paham terjajah, tunduk, merunduk, berdasarkan kepentingan asing.
"Kalau sudah ketemu keenam ini, kita lihat apakah si x, y, z nanti akan ketemu. Tapi kalau kita sebut nama tokoh seperti Prabowo, Mulyani atau Bu Ani maka akan kacau. Saya rasa (presiden) itu lebih baik yang muda," pungkas Amien. [RED]
Komentar
Posting Komentar