Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari 24, 2013

Puisi-Puisi Sri Sudarianti

ENGKAULAH MATAHARI Siapakah yang memesan mendung? ketika matahari masih riang melukis jejak sepanjang siang aku beringsut menyudut ketika busur panah hujan menghujam masih di tempat yang sama kupandang wajahmu dari balik jendela mengibas-ibas kepala lalu tertawa berderai ceria duh, garis wajah yang kupunya terlukis, jelas tertera kuusap wajahku angin menghela nafasku lalu bisikku syahdu... " Engkaulah Matahariku yang sesungguhnya " Gerung, Feb ‘13 BULAN SUASA hati laksana sumur tanpa dasar katamu lalu aku tengok hatiku gelap, tak terlihat entah aku surut langkah dipersimpangan waktu, rindu membeku kalah ah hari-hari adalah keringat lengket masam karena rindu yang tak tenggelam gerimis tak lelap, pada malam gelap penat enggan mendekap kuhirup nafas rohmu terhisap bayang-bayang penuhi kaca jendela mendekat penuhi selasar jiwa lalu aku mabuk ! tubuhku terguling-guling cumbui gelisah darah melesat membentur dindi

TENTANG KITA DAN TUHAN : Puisi M Enthieh Mudakir:

Kenyataan dalam fikir sesuai zikir ada monoisme dan phantheisme singkretis dan alkulturasi akar   dunia Tasawuf abad akan datang di mana era modernisme memukul mundur manusia Kita bukan nabi Khidir juga bukan nabi-nabi lainnya kita adalah manusia yang bukan pilihan karna pilihan manusia Tidak sebagaimana kehendak-Nya Ketika nurani bisu Menuju tanpa tuju Orang saling berseteru Siapa di antara kalian sebenarnya ? Tuhan tak pernah murka Kalian tahu kenapa ?       (pikirkan setelah zikir       lihat bening cermin kehidupan) Akal sehat mengajarkan nglangsoning ati Pasrah lillahi ta’ala      Kata pertanyaan yang menggedor-nggedor manusia dilahirkan dan dibumikan silih berganti tak seperti yang gaib   tidak memiliki hunian ketentuan Sedangkan manusia, entah akan menjelma apa ? Segala yang terus kita lihat kalau diukur secara akal sehat jangan sekali gampang artikan fikir dan zikir sejak manusia purba sampai zaman kapan pun Tuhan sendiri butuh pengakuan

Pidato Lengkap Anas Urbaningrum Setelah Jadi Tersangka

Didampingi oleh puluhan loyalisnya, Anas menutup pernyataannya dengan melepaskan jaket PD yang dikenakannya. Anas kemudian mendapat pelukan dan jabat tangan dari para sahabatnya, suasana pun haru. Ini pidato lengkap Anas Urbaningrum: "Hari ini saya akan menyampaikan sikap saya. Seperti disampaikan kemarin 22 Februari, KPK sudah mengumumkan, saya dinyatakan berstatus tersangka. Atas pngumuman KPK itu, saya akan mengikuti proses hukum sesuai ktntuan dan prosdur yang berlaku karena saya masih percaya bahwa lewat proses hukum yang adil obyektif dan transparan, keadilan dan kebenaran bisa saya dapatkan. Saya masih percaya, lewat proses hukum yang adil, obyektif, dan transparan berdasar kriteria-kriteria dan tata laksana yang memenuhi standar, saya yakin kebnaran masih bisa ditegakkan. Karen saya percaya negeri kita ini berdasarkan keadilan, bukan berdasar prinsip kekuasaan. Lewat itu, saya akan melakukan pembelaan hukum yang sebaik-baiknya. Berdasarkan bukti-bukti dan saksi-

Tentang HARAPAN

HARAPAN,  adalah kata sederhana dan sangat akrab yang menjadi bagian dari kehidupan kita. Harapan, juga merupakan kata yang maha sakti. Ia adalah akumulasi dari cita-cita dan impian yang dihias oleh imaginasi. Harapan adalah puisi nan indah yang menjadi suplemen dalam kehidupan. Harapan pula yang membuat kita terus bertahan hidup. “Harapan adalah sarapan yang baik, Tetapi makan malam yang buruk.” – Francis Bacon Kita harus hidup dengan harapan, tetapi kita tidak bisa hidup menggantung semata pada harapan.  Adalah baik untuk berharap yang terbaik.  Tetapi hal itu tidak cukup.  Kita tidak bisa hanya berharap – kita harus bertindak. Sangat menyedihkan, bahwa banyak hal digantung berlebihan pada harapan – demi perbaikan nasib.  Berharap yang terbaik belum menghasilkan apa-apa.  Bekerja dan bertindak – disertai dengan harapan di dalam hati – adalah hal yang membawa hasil.  Kombinasi yang sempurna.  Harapan tidak akan mengecewakan – selama hal itu disertai dengan tindakan d

2 Puisi : Hadi Lempe

UNTUKMU KERINGAT DAN NADIKU Sampai pada detik hari ini,semua yang sudah aku tulis mengukir lembar lembar batu. belum hilang dan tuntas warna mewarnai. hijaunya pupus untuk merubah merah menjadi hitam, masih terus ku ramu agar menjadi komposisi keindahan dalam warna warni. Aku tak sedang duduk termangu membayangkan keindahan tarianmu diseriap sudut meliuk liuk, telanjang tanpa baju aku mengikuti iramamu bergejolak keras dalam dadaku dan aku tersenyum melihatmu Aku tak sedang berkhayal atau terkapar luka, menyaksikan yang terbuka saat musikmu kudengar menggedor gedor didadaku jiwaku terus bergetar dan suaramu menodongku aku tak berhenti menulis,mengukir lembar lembar batu dengan keringat dan nadiku Warna keringat nafas di urat nadiku mengukir batu batu, dengan selaksa warna rupa untukmu, kupahat jejak untukmu kutunjukkan jejak untukmu kan kutinggalkan jejak saat kau bangkit terbuka mata dan hati dan mengantarku kembali menatapmu damai dalam keindahan kau bukan l

PUISI : Selendang Hitam Berdarah

Valentine cinta, sumber perdamaian jiwa umat manusia setiap kita dan diluar kita dipenuhi dengan Cinta ia tak nampak, tak teraba dan dia Ada cinta tidak menghalalkan menang dan kalah. kematian sebab pedang cinta yang memancung jiwa, adalah nafsu yang menggerakkannya. cinta, zat teragung-Nya. cinta yang menggerakkan alam semesta sampai alam mahsyar menyambutnya. surga dan neraka hanyalah cita-cita para pembawa kitab kehidupan dan kaum pertapa tetapi, cintalah tuhan-tuhan kecil dalam diri manusia keabadian tidak ada padanya sebab di surga, cerita cinta paripurna sebagai kelezatan-kelezatan dunia, Yogykarta, 2013 Kita Jalan-jalan kita tanami kembang rasa Siang malam dan bulan matahari Membesarkan pohonan asa berakar cinta Di taman bunga setiap pagi Lebah dan kumbang berebut putik sari Rindu asmara beradu hasrat ke ulu hati Tanganku berdekap ke dadamu Tajam matamu melihat di mataku 2013 Duri ada apa dengan lebah-lebah di taman berkerumun semacam musya