akhirnya aku bisa tenang
tak akan kulihat lagi gerhana matahari
bahkan lolongan anjing hutan
yang selalu mengacaukan kekhusyuanku
dalam merambah sunyi
kubiarkan mereka mencakar alam dalam habitatnya
tak perlu lagi ambil peduli
kelelahan yang akan mengambilnya
liur liur yang keluar dari mulutnya
akan diteguk lagi
karena hidup membutuhkan pelembab
bukan hanya terik matahari
bernyanyilah selagi bisa bernyanyi
menarilah selagi bisa menari
namun jaga suaramu agar tak terdengar sumbang
dan hentakan kakimu jangan sampai merenggang tanah
agar semua terlihat indah
hutan akan menyanyikan rebana dijantungnya
memanggil hujan untuk memandikan akar jati
kembali pada fitrah yang seharusnya dilakoni
dimana musim bukan lagi bunga bangkai yang akan tumbuh
tapi mawar mawar dan jamur jamur kearifan
yang akan semarak menghiasi tanah liat
di padang rumput yang membentang
suatu saat keabadian akan mengabadikanmu
pada lingkaran waktu
setelah kau pulang ke rumahmu
disitulah bijak dan bajik
akan meneduhkan tumainah
manun jika bajak dan bacok
yang kau taman maka
lidah lidah bara yang akan membakar
aku adalah pejelajah sunyi
yang akan terus berjalan dalam takdir
meski bola mata harus pecah
melihat musim musim yang dilalui
tanganku tak akan pernah diam menghamili
rahim kata
untuk di jadikan keabadian
sebelum pulang
akhirnya aku bisa tenang
setelah semua kukembalikan
pada tempatnya berasal
aku kembali berjalan
memunguti ayat ayat cinta yang berserak
untuk kujadikan sajak pagi
sebelum terik mengambilnya
Caraka, Pojokan Hati
030512
tak akan kulihat lagi gerhana matahari
bahkan lolongan anjing hutan
yang selalu mengacaukan kekhusyuanku
dalam merambah sunyi
kubiarkan mereka mencakar alam dalam habitatnya
tak perlu lagi ambil peduli
kelelahan yang akan mengambilnya
liur liur yang keluar dari mulutnya
akan diteguk lagi
karena hidup membutuhkan pelembab
bukan hanya terik matahari
bernyanyilah selagi bisa bernyanyi
menarilah selagi bisa menari
namun jaga suaramu agar tak terdengar sumbang
dan hentakan kakimu jangan sampai merenggang tanah
agar semua terlihat indah
hutan akan menyanyikan rebana dijantungnya
memanggil hujan untuk memandikan akar jati
kembali pada fitrah yang seharusnya dilakoni
dimana musim bukan lagi bunga bangkai yang akan tumbuh
tapi mawar mawar dan jamur jamur kearifan
yang akan semarak menghiasi tanah liat
di padang rumput yang membentang
suatu saat keabadian akan mengabadikanmu
pada lingkaran waktu
setelah kau pulang ke rumahmu
disitulah bijak dan bajik
akan meneduhkan tumainah
manun jika bajak dan bacok
yang kau taman maka
lidah lidah bara yang akan membakar
aku adalah pejelajah sunyi
yang akan terus berjalan dalam takdir
meski bola mata harus pecah
melihat musim musim yang dilalui
tanganku tak akan pernah diam menghamili
rahim kata
untuk di jadikan keabadian
sebelum pulang
akhirnya aku bisa tenang
setelah semua kukembalikan
pada tempatnya berasal
aku kembali berjalan
memunguti ayat ayat cinta yang berserak
untuk kujadikan sajak pagi
sebelum terik mengambilnya
Caraka, Pojokan Hati
030512
Komentar
Posting Komentar