UNTUKMU KERINGAT DAN NADIKU
Sampai pada detik hari ini,semua yang sudah aku tulis mengukir lembar lembar batu.belum hilang dan tuntas warna mewarnai.
hijaunya pupus untuk merubah merah menjadi hitam,
masih terus ku ramu agar menjadi komposisi keindahan dalam warna warni.
Aku tak sedang duduk termangu
membayangkan keindahan tarianmu
diseriap sudut meliuk liuk, telanjang tanpa baju
aku mengikuti iramamu bergejolak keras dalam dadaku
dan aku tersenyum melihatmu
Aku tak sedang berkhayal atau terkapar luka, menyaksikan yang terbuka
saat musikmu kudengar menggedor gedor didadaku
jiwaku terus bergetar dan suaramu menodongku
aku tak berhenti menulis,mengukir lembar lembar batu
dengan keringat dan nadiku
Warna keringat
nafas di urat nadiku
mengukir batu batu, dengan selaksa warna rupa
untukmu, kupahat jejak
untukmu kutunjukkan jejak
untukmu kan kutinggalkan jejak
saat kau bangkit terbuka mata dan hati
dan mengantarku kembali
menatapmu damai dalam keindahan
kau bukan lagi batu yang mati.
Pekalongan 9 / 2 /2013
ADALAH HIDUP
Aku belajar dari rupa dan lakuanak rembulan, matahari
jutaan bintang
tak terhitung setiap kali jatuh
tergelincir menjilat punggung bumi
Aku belajar menyulam hidup
tertatih melepuh dijalan jalan sunyi
menikmati nafas pendek
yang menyuarakan siulan kematian
memanggilmu patah patah
hilang tak terdengar
Aku belajar mengenalmu
dengan menumpuk harapan
meski selalu berlalu
harus kubayar dengan cinta
tapi kau tetap saja tak menyapa
Itu semua, adalah hidup
hidup yang dipasung hidup
hidup yang diperbudak nafsu
hidup yang mengejar hidup
hidup yang membunuh hidup
adalah hidup....
Pekalongan 5/1/20133
Komentar
Posting Komentar