EXPO ONLINE – Potensi budidaya sengon memang luar biasa. Banyak pihak mulai tertarik dengan komoditas yang satu ini. Selain hasil besar yang dapat di peroleh dalam waktu dekat, Sengon dinilia tidak beresiko tinggi. Karena selain sistem perawatan yang simple Sengon boleh dikatakan tidak memiliki hama yang cukup berarti.
Apalagi, sejak digulirkannya pola investasi B.A.C.K Model. Sebuah sistem berinvestasi yang sempurna bagi masyarakat Indonesia. Dimana dapat mendorong laju roda perekonomian berbasis koperasi.
"Berinvestasi kaya bersama rakyat," demikian menurut Drs. H. Bando Amin C. Kader, MM Bupati Kepahiang yang merupakan pengagas B.A.C.K Model budidaya sengon tumpang sari dengan talas jepang (SATOIMO).
Hal ini pula yang mungkin menjadi magnet tersendiri sehingga mampu menarik perhatian Butet Kertaradjasa, seniman sekaligus komedian profesional Indonesia, untuk berinvestasi sengon dengan sistem B.A.C.K Model di Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu.
Keputusan Butet Kertaradjasa berinvestasi budidaya sengon di Kabupaten Kepahiang, ini menindaklanjuti kunjungannya ke Kepahiang pada Jumat (07/12/2012) lalu. Sehingga, (Minggu, 17/02) ia tak datang sendiri, namun mengajak seorang pengusaha tekstil bernama Wilson.
Tidak tanggung-tanggung, Butet Bersama Wilson datang memutuskan berinvestasi budidaya sengon seluas 150 hektar dengan pola menyewa lahan masyarakat. Pada kesempatannya itu, Butet meninjau beberapa lahan untuk ditanami sengon dan diolah oleh masyarakat. “Kami akan berinvestasi sengon di Kepahiang. Lahan yang akan kami sewa sekitar 150 hektar,” ungkap Butet.
Tidak tanggung-tanggung, Butet Bersama Wilson datang memutuskan berinvestasi budidaya sengon seluas 150 hektar dengan pola menyewa lahan masyarakat. Pada kesempatannya itu, Butet meninjau beberapa lahan untuk ditanami sengon dan diolah oleh masyarakat. “Kami akan berinvestasi sengon di Kepahiang. Lahan yang akan kami sewa sekitar 150 hektar,” ungkap Butet.
Dikatakannya, lahan seluas 150 hektar itu akan diolah oleh masyarakat Kepahiang. Pola bagi hasil yang diterapkan pada investasi ini, tetap dengan menggunakan BACK Model yang digagas Bupati Kepahiang Drs. H. Bando Amin C Kader, MM. “Nanti yang ngelola masyarakat, kami di sini sebagai investor yang menyiapkan dana,” terang Butet.
Butet optimis bahwa budidaya sengon dengan pola pengembangan BACK Model akan mampu mendulang hasil yang optimal. Selain itu, sengon yang merupakan tanaman kayu olahan yang direkomendasikan pemerintah, sangat baik untuk investasi. Sengon mampu tumbuh lebih cepat dan tidak merusak lingkungan. “Sengon sangat cepat pertumbuhannya, karena dalam 3 sampai 5 tahun sudah bisa dipanen, hasilnya bisa diekspor atau mencukupi kebutuhan lokal,” terangnya.
Lahan di Kepahiang, sambung Butet, memiliki potensi untuk pengembangan budidaya sengon dan iklimnya mendukung. “Alam Kepahiang yang subur sangat cocok untuk mengembangkan tanaman sengon, mau pun tanaman budidaya lainnya. Karena itulah kami optimis berinvestasi di sini (Kepahiang, red),” tandasnya. (/red/mae)
Butet optimis bahwa budidaya sengon dengan pola pengembangan BACK Model akan mampu mendulang hasil yang optimal. Selain itu, sengon yang merupakan tanaman kayu olahan yang direkomendasikan pemerintah, sangat baik untuk investasi. Sengon mampu tumbuh lebih cepat dan tidak merusak lingkungan. “Sengon sangat cepat pertumbuhannya, karena dalam 3 sampai 5 tahun sudah bisa dipanen, hasilnya bisa diekspor atau mencukupi kebutuhan lokal,” terangnya.
Lahan di Kepahiang, sambung Butet, memiliki potensi untuk pengembangan budidaya sengon dan iklimnya mendukung. “Alam Kepahiang yang subur sangat cocok untuk mengembangkan tanaman sengon, mau pun tanaman budidaya lainnya. Karena itulah kami optimis berinvestasi di sini (Kepahiang, red),” tandasnya. (/red/mae)
matap
BalasHapus@inibisnisqu : Terimakasih...
BalasHapus