Oleh
Unknown
Aih… lucunya anjing itu ketika menjilati ketiak Nely yang berkacamata
kuda, setelah di beri pakaian jas safari dengan sepatu pantovel buatan
Cibaduyut,tidak ketinggalan juga setelan koko, katanya agar bisa
kokoronotomo Ashiteru. Nely adalah nama seorang nenek berusia 60 tahun
karena gayanya lincah dan suka koprol di jalanan.
Kemudian Nely dan anjing piaraannya berlari lari di lapangan hijau sambil bernyanyi kuch kuch kuta hai, sporter bersorak sorai "ayo lari, kudaku lari kencang lupa kandang dan pisang" spoter semakin riuh menyanyikan slogan-slogan Fanatiknya
keduanya berlari dan terus berlari, tiba-tiba wasit membunyikan peluit
"priiiiiiiiiiiiiit"
Wajah Nely seketika merah padam mendengar peluit berbunyi ”kamu orang ya, ha bisa lihat aku senang ya, berani beraninya ya, membunyikan peluit ya" kacak pinggang mentereng percis pemain sinetron antagonis.
O iya Nely itu katanya dulu om, tante, kakek, neneknya adalah seorang aktor dan artis kawakan, kadang Nely suka ngintip-ngintip kalau sedang latihan, jadi Nely hafal betul cara bermimik muka.kadang suka tiba-tiba lembut, kadang garang kaya preman terminal.
Pernah pada suatu ketika si Bruno lalai, Bruno adalah nama anjing piaraannya, Nely marah marah karena kacamata kudanya ketinggalan di mobil.
"Bruno kamu ga pernah ngerti ya, harusnya setiap aku perlu kamu ada ya, ayo pakekan kacamataku ya, kalau tidak aku tak akan kasih kamu tulangku"
Suaranya nyaring percis klanpot motor 2 tak, Bruno mendengar kata-kata Nely wajahnya beringsut meninggalkan Nely yang sedang berkacak pinggang. Melihat Bruno pergi dengan mimik sakit hati Nely merasa iba, seketika itu juga wajahnya berubah manis,kalau menurut Nely wajah manisnya itu seperti kopi ga perlu gula itu kata orang Bali dalam ceritanya yang sering merayu di Hp nukie.
dengan lembutnya Nely merayu Bruno.
"Aku ga marah koq ya, sama kamu ya, aku sayang kamu ya, jadi kamu harus mengerti ya, kalau kamu ga boleh jauh dari aku ya"
Si Bruno melihat Nely dengan wajah memelas jadi iba, di jilatinya ketiak Nely yang artinya Bruno akan setia.
Bruno sebenarnya anjing yang pintar bisa memimpin sebuah pertandingan, kadang pemerintah memakainya untuk pengawasan sekitar lapangan pertandingan, suatu hari Bruno di tugaskan ke Surabaya, Nely pun di tinggalkan sendirian.
Di Surabaya Bruno ketemu anjing Poni, Poni adalah anjing betina yang lucu, bulunya lebat dengan hiasan pita di kepalanya. Bruno melihat Poni yang lucu dan imut-imut merasa kepincut, dimainkannya ekor Bruno sebagai tanda kalau Bruno suka sama Poni.
Selama seminggu Bruno tak pernah lepas lirikannya ke Poni bahkan Bruno sering mengundang Poni untuk menemaninya minum susu, tak ayal lagi Bruno pun melupakan Nely, hingga acara usai Bruno enggan pulang, berpura pura sakit, Bruno tidak menemui Nely.
Perubahan yang aneh yang terjadi pada Bruno membuat Nely bertanya-tanya, di carinya sumber berita mengapa Bruno menjadi beda, pencarian pun di lakukan Nely dengan gaya koprolnya bertanya pada teman-teman Bruno, hasil pun di dapat betapa kecewanya Nely, di panggilnya Bruno.
"Kamu sudah lupa tulangku ya, tega ya, kamu bermain susu dengan Poni ya, anjing murahan ya" Nely menangis dengan mengacungkan pisau.
Bruno kaget lalu mengaik menjilati ketiak Nely yang kini terasa asam di lidahnya.
"kaik…kaik…kaik…" tubuh Bruno kaku seperti bangkai hidup.
Kemudian Nely dan anjing piaraannya berlari lari di lapangan hijau sambil bernyanyi kuch kuch kuta hai, sporter bersorak sorai "ayo lari, kudaku lari kencang lupa kandang dan pisang" spoter semakin riuh menyanyikan slogan-slogan Fanatiknya
keduanya berlari dan terus berlari, tiba-tiba wasit membunyikan peluit
"priiiiiiiiiiiiiit"
Wajah Nely seketika merah padam mendengar peluit berbunyi ”kamu orang ya, ha bisa lihat aku senang ya, berani beraninya ya, membunyikan peluit ya" kacak pinggang mentereng percis pemain sinetron antagonis.
O iya Nely itu katanya dulu om, tante, kakek, neneknya adalah seorang aktor dan artis kawakan, kadang Nely suka ngintip-ngintip kalau sedang latihan, jadi Nely hafal betul cara bermimik muka.kadang suka tiba-tiba lembut, kadang garang kaya preman terminal.
Pernah pada suatu ketika si Bruno lalai, Bruno adalah nama anjing piaraannya, Nely marah marah karena kacamata kudanya ketinggalan di mobil.
"Bruno kamu ga pernah ngerti ya, harusnya setiap aku perlu kamu ada ya, ayo pakekan kacamataku ya, kalau tidak aku tak akan kasih kamu tulangku"
Suaranya nyaring percis klanpot motor 2 tak, Bruno mendengar kata-kata Nely wajahnya beringsut meninggalkan Nely yang sedang berkacak pinggang. Melihat Bruno pergi dengan mimik sakit hati Nely merasa iba, seketika itu juga wajahnya berubah manis,kalau menurut Nely wajah manisnya itu seperti kopi ga perlu gula itu kata orang Bali dalam ceritanya yang sering merayu di Hp nukie.
dengan lembutnya Nely merayu Bruno.
"Aku ga marah koq ya, sama kamu ya, aku sayang kamu ya, jadi kamu harus mengerti ya, kalau kamu ga boleh jauh dari aku ya"
Si Bruno melihat Nely dengan wajah memelas jadi iba, di jilatinya ketiak Nely yang artinya Bruno akan setia.
Bruno sebenarnya anjing yang pintar bisa memimpin sebuah pertandingan, kadang pemerintah memakainya untuk pengawasan sekitar lapangan pertandingan, suatu hari Bruno di tugaskan ke Surabaya, Nely pun di tinggalkan sendirian.
Di Surabaya Bruno ketemu anjing Poni, Poni adalah anjing betina yang lucu, bulunya lebat dengan hiasan pita di kepalanya. Bruno melihat Poni yang lucu dan imut-imut merasa kepincut, dimainkannya ekor Bruno sebagai tanda kalau Bruno suka sama Poni.
Selama seminggu Bruno tak pernah lepas lirikannya ke Poni bahkan Bruno sering mengundang Poni untuk menemaninya minum susu, tak ayal lagi Bruno pun melupakan Nely, hingga acara usai Bruno enggan pulang, berpura pura sakit, Bruno tidak menemui Nely.
Perubahan yang aneh yang terjadi pada Bruno membuat Nely bertanya-tanya, di carinya sumber berita mengapa Bruno menjadi beda, pencarian pun di lakukan Nely dengan gaya koprolnya bertanya pada teman-teman Bruno, hasil pun di dapat betapa kecewanya Nely, di panggilnya Bruno.
"Kamu sudah lupa tulangku ya, tega ya, kamu bermain susu dengan Poni ya, anjing murahan ya" Nely menangis dengan mengacungkan pisau.
Bruno kaget lalu mengaik menjilati ketiak Nely yang kini terasa asam di lidahnya.
"kaik…kaik…kaik…" tubuh Bruno kaku seperti bangkai hidup.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Label
CERPEN
Label:
CERPEN
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar