ZAMAN APA
INI
(1)
Zaman apa ini
panas menyengat
debu melulu
hujan tak kunjung datang
jalanan tetap padat
merayap pikiran
esok dan sekarang
tak ada beda
merangkai puisi
menggerus sepi
2012
ZAMAN APA INI
(2)
Zaman apa ini
mencong ke kiri
kadang ke kanan
rembulan malu ke luar
matahari makin garang
gunung mengeluarkan lahar
kering retak sawah garapan
pak tani berharap hujan
nelayan kehilangan ikan
doa istighosah dipanjatkan
Zaman apa ini
rumah terasa kapal pecah
suami istri tidak tidur seranjang
uang dicari tak memadai
kepala sekolah membagi-mbagi dana bos
anak-anak berkelahi di jalanan
lembaga perlindungan anak menyeru
wali murid mati kutu
jasad satu terkapar dibantai
presiden menawarkan investasi negeri
Zaman apa ini
KPK dibuntungi polisi
DPR ribut komisi
menteri bingung memilih dasi
PNS bosan korupsi
suwasta dipaksa bayar pajak
jalan-jalan masih rusak
angkutan melebihi beban
timbangan menggorok setoran
seperti apa korupsi dibelah angin
Zaman apa ini
segalanya serba gamang
menggobang di antara kawan
kawan atau lawan tak bisa lagi dibedakan
zaman sungsang
zaman kebimbangan
kadang di awan
kadaang tidak karuan
keseimbangan tanpa kenyataan
melawan prasangka dengan kecemasan
Zaman apa ini
bila ditimbang doyong ke depan
menyaksikan ke belakang penuh pesakitan
di antara kanan-kiri saling adu strategi
anomali tak terkendali
tanda-tanda musti diurai
api menyulut rindu rumah papa
apartemen tenda perselingkuhan para pialang
sebelum padam oleh puisi
aku ingin mati menyaksikan arti.
2012
PERCATURAN
Aku menggagas malam tanpa
cerita. Aku tulis novel tanpa judul Foke-Nara.
Aku tulis sajak Jokowi-Ahok. Puisi
makin asik menggenangi sudut Jakarta.
Penyair tidak mundur sebagaimana
percaturan negeri.
Kami bersaksi kepada janji. Pada
korupsi aku benci.
Hidup memang tidak abadi. Indahnya
kata-kata sebagaimana hayali.
Begitu yang tidak mau mati. Negeri
ini membutuhkan orang bersih
Bernyali.
2012
SAJAK MEMBAGI
CERITA
Di
luar tak ada angin. Tapi rasa semriwing...
Laut
bergulung lambat. Perahu nelayan mbudal ke tengah gelap
Jauh...semakin
hilang...dipandang mata
Di
meja segandeng gendul. Swike terhidang
Kali
bacin menguap pelahan seiring semerbak vilet
Roda
pantura berdentum di jalan debu mlebu paru-paru
Wajah
siapa itu, muda PD, merangsek ke karaoke
Kotaku
penuh ambisius memoles
Menjadwal
ekonomi jasa yang terantuk di dermaga
Banyak
orang berdatangan menjamu syahwat
Kisah dunia nyata dan fakta
Penyair
menggoreskan tinta di atas otak
Berdiri
di atas menara water ledeng
Menyiruk
di atas masdjid Agung
Ki
Enthus Soesmono berak di tengah alun-alun
Azan fajri
Diingatkan
esok hari harus kerja
Menulis
status di dinding
Kekasih
gelap bersapa di inbox
Angin mulai menyeruput
Mingslep
ke kampoeng seni
Menggelar
karya
Membakar
kalori
Otak
Hati
Raga
Semua
menggelosoh
Menyaksikan
sang penyair bersanjak
Widodo
melukis
Wajah siapa
Sajak
bercerita.
2012
Komentar
Posting Komentar