LENGUH
Keindahan menamparku
Sesayat belati tak kuasa menampik rindu
Disini harmoni menebar sunyi
Lagu tulus hinggap di pepujian
Terjalin dalam untaian malam
Duh gusti
Apa yang harus kupusikan
Sedang lenguh mencabuti akalku
Lemas oleh luka
CPH 2013
BATU
aku duduk diantara bebatuan yang kutata sendiri
memandang celah diantara, tanganku mengapai sebuah batu yang pertama kali tersimpan, mengamati sekeras apa hingga mampu bertahan diam bertahun tahun.
Kepalaku terbelah, isinya kutuangkan dalam gelas bening,ada bercak darah mengapung sisa benturan masa lalu,menggumpal menyerupai kerikil.mencemari otakku.
CPH 2013
GETIR
Ada kehilangan dalam cangkir kopi pagi
Saat kulihat pekatnya.
Tak ada lagi lekat yg buat nikmat seperti kopi kemarin.
Kali ini hanya buih tanpa coklat tanpa pemanis.
Getir di bibir cangkir
CPH 2013
MOKSA
Setelah minum obat kutemukan diriku seperti daun jatuh di nina bobokan angin
Merbah pada rerumputan,ujungnya menusuk kecilkecil poripori.
Sementara kau asik bermain klereng dalam mimpiku,dengan menggedong anak bujang,tanpa menghiraukan daun yg jatuh
Ketika aku terbangun kau malah raib tak terlihat punggumu.
CPH 2013
Keindahan menamparku
Sesayat belati tak kuasa menampik rindu
Disini harmoni menebar sunyi
Lagu tulus hinggap di pepujian
Terjalin dalam untaian malam
Duh gusti
Apa yang harus kupusikan
Sedang lenguh mencabuti akalku
Lemas oleh luka
CPH 2013
BATU
aku duduk diantara bebatuan yang kutata sendiri
memandang celah diantara, tanganku mengapai sebuah batu yang pertama kali tersimpan, mengamati sekeras apa hingga mampu bertahan diam bertahun tahun.
Kepalaku terbelah, isinya kutuangkan dalam gelas bening,ada bercak darah mengapung sisa benturan masa lalu,menggumpal menyerupai kerikil.mencemari otakku.
CPH 2013
GETIR
Ada kehilangan dalam cangkir kopi pagi
Saat kulihat pekatnya.
Tak ada lagi lekat yg buat nikmat seperti kopi kemarin.
Kali ini hanya buih tanpa coklat tanpa pemanis.
Getir di bibir cangkir
CPH 2013
MOKSA
Setelah minum obat kutemukan diriku seperti daun jatuh di nina bobokan angin
Merbah pada rerumputan,ujungnya menusuk kecilkecil poripori.
Sementara kau asik bermain klereng dalam mimpiku,dengan menggedong anak bujang,tanpa menghiraukan daun yg jatuh
Ketika aku terbangun kau malah raib tak terlihat punggumu.
CPH 2013
Komentar
Posting Komentar