Peresmian Warung Seniman di halaman Gedung Dewan Kesetian Kota Tegal (DKT), Jawa Tengah, yang semula akan menjadi tempat berkumpulnya para seniman untuk berdiskusi, saat peresmiannya diwarnai dengan salah satu parpol.
“Seniman mahluk bebas dari polusi partai, kok kenapa menjadi ajang kampanye. Ini sudah berupa tendensius pada sebentuk uang. Kalau tidak mana mungkin diwarnai dengan warna partai,” kata Slamet Bramanti ketua komite sastra kepada Nurngudiono mantan ketua DKT periode yang lalu. Padahal warung seniman tempat seniman lintas daerah yang mestinya bersih dari pengaruh salah satu partai apa pun.
Ketua Dewan Kesetian Kota Tegal, Nurhidayat Poso, saat sambutan peresmian Warung Seniman DKT, Sabtu (9/3) siang itu mengatakan bahwa warung seniman diharapkan bisa merupakan wacana klanggenan para pelaku seni di Tegal dan sekitarnya. Hadir pada kesempatan itu para seniman dan budayawan, tokoh-tokoh partai, dan masyarakat umum yang memang diundangnya.
“Karena kebiasaan para seniman berdiskusi di warung, maka warung di depan DKT direnovasi, maksudnya agar warung tersebut tampak nyaman dan reprensentatif. Warung ini juga menjadi bagian dari seniman siapa saja untuk menggelar kegiatan,” imbuh Nurhidayat Poso.
Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, DR. Dewi Aryani, M.Si yang sedianya akan meresmikan, tidak bisa hadir karena ada kegiatan yang tidak bisa diwakilkan. Duta UI untuk Reformasi Birokrasi Indonesia yang membantu sepenuhnya pendirian Warung Seniman itu, diwakili oleh timnya yang terdiri dari Lilis Heryani, Indah dan lainnya.
Begitu pula Walikota Tegal, H. Ikmal Jaya, SE,Ak berhalangan hadir, sehingga peresmian Warung Seniman dilakukan oleh Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Seni dan Kebudayaan Kota Tegal, Ir. Wahyudi, sekaligus meresmikan dengan pemukulan gong.
Dewi Aryani yang dihubungi Expo Online via telepon mengatakan, peresmian Warung Seniman dilaksanakan sebagai bentuk nyata mendukung eksistensi seni budaya Tegal, dengan membantu sepenuhnya renovasi Warung Seniman dan mendukung terlaksananya berbagai kegiatan kantung seni budaya Kota Tegal itu sendiri.
“Dengan diresmikannya warung seniman yang baru, diharapkan seniman makin bersemangat dan terus meningkatkan produktivitas berbagai karya kreasi seni dari berbagai kompartemen, karena karya seni pada dasarnya adalah kejujuran hakiki bagi diri seniman. Kami mendukung dan majukan seni budaya Tegal!," tukas Dewi saat dihubungi Expo Online.
Meski acara yang sedianya akan berlangsung pada pukul 11.00 WIB sempat molor, karena listrik tiba-tiba padam. Panitia gagal mengupayakan genset. Pembukaan baru dimulai pada pukul 12.00 WIB lebih, saat terik matahari menyengat. Sambutan para pejabat pun tanpa menggunakan microfon. Begitu pula para pemusik yang sudah dipersiapkan bermain tanpa pengeras suara.
“ Seniman itu memang mahluk aneh, dan serba bisa. Terbiasa dengan keadaan apa pun juga, mau lampu mati, dilarang penguasa, terik matahari yang menyengat pun, acara tetap berlangsung dengan hikmat,” tukas Zaenal Abidin MK sembari geleng-geleng kepala.
“Seniman mahluk bebas dari polusi partai, kok kenapa menjadi ajang kampanye. Ini sudah berupa tendensius pada sebentuk uang. Kalau tidak mana mungkin diwarnai dengan warna partai,” kata Slamet Bramanti ketua komite sastra kepada Nurngudiono mantan ketua DKT periode yang lalu. Padahal warung seniman tempat seniman lintas daerah yang mestinya bersih dari pengaruh salah satu partai apa pun.
Ketua Dewan Kesetian Kota Tegal, Nurhidayat Poso, saat sambutan peresmian Warung Seniman DKT, Sabtu (9/3) siang itu mengatakan bahwa warung seniman diharapkan bisa merupakan wacana klanggenan para pelaku seni di Tegal dan sekitarnya. Hadir pada kesempatan itu para seniman dan budayawan, tokoh-tokoh partai, dan masyarakat umum yang memang diundangnya.
“Karena kebiasaan para seniman berdiskusi di warung, maka warung di depan DKT direnovasi, maksudnya agar warung tersebut tampak nyaman dan reprensentatif. Warung ini juga menjadi bagian dari seniman siapa saja untuk menggelar kegiatan,” imbuh Nurhidayat Poso.
Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, DR. Dewi Aryani, M.Si yang sedianya akan meresmikan, tidak bisa hadir karena ada kegiatan yang tidak bisa diwakilkan. Duta UI untuk Reformasi Birokrasi Indonesia yang membantu sepenuhnya pendirian Warung Seniman itu, diwakili oleh timnya yang terdiri dari Lilis Heryani, Indah dan lainnya.
Begitu pula Walikota Tegal, H. Ikmal Jaya, SE,Ak berhalangan hadir, sehingga peresmian Warung Seniman dilakukan oleh Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Seni dan Kebudayaan Kota Tegal, Ir. Wahyudi, sekaligus meresmikan dengan pemukulan gong.
Dewi Aryani yang dihubungi Expo Online via telepon mengatakan, peresmian Warung Seniman dilaksanakan sebagai bentuk nyata mendukung eksistensi seni budaya Tegal, dengan membantu sepenuhnya renovasi Warung Seniman dan mendukung terlaksananya berbagai kegiatan kantung seni budaya Kota Tegal itu sendiri.
“Dengan diresmikannya warung seniman yang baru, diharapkan seniman makin bersemangat dan terus meningkatkan produktivitas berbagai karya kreasi seni dari berbagai kompartemen, karena karya seni pada dasarnya adalah kejujuran hakiki bagi diri seniman. Kami mendukung dan majukan seni budaya Tegal!," tukas Dewi saat dihubungi Expo Online.
Meski acara yang sedianya akan berlangsung pada pukul 11.00 WIB sempat molor, karena listrik tiba-tiba padam. Panitia gagal mengupayakan genset. Pembukaan baru dimulai pada pukul 12.00 WIB lebih, saat terik matahari menyengat. Sambutan para pejabat pun tanpa menggunakan microfon. Begitu pula para pemusik yang sudah dipersiapkan bermain tanpa pengeras suara.
“ Seniman itu memang mahluk aneh, dan serba bisa. Terbiasa dengan keadaan apa pun juga, mau lampu mati, dilarang penguasa, terik matahari yang menyengat pun, acara tetap berlangsung dengan hikmat,” tukas Zaenal Abidin MK sembari geleng-geleng kepala.
Komentar
Posting Komentar