Langsung ke konten utama

What is kopi luwak?

(and what does it have to do with Amsterdam)?

Civet Coffee
Civet coffee in Kepahiang Regency
Kopi luwak (also spelled loewak), or "civet coffee", is one of the world's most exclusive coffees. Featured in the 2007 film The Bucket List, in which lead character Carter Chambers (Jack Nicholson) totes a thermos of the precious drink, it has inspired both intense curiosity and, well, revulsion: the beans used to produce kopi luwak are collected from the stool of the Asian palm civet. The civets first eat whole coffee cherries for their pulp, after which the inner beans ferment inside their stomachs; once defecated, the beans, still whole, are collected, cleaned, and roasted. The result is a remarkably complex, full-bodied coffee -- one that sells for anywhere between $100 and $600 per pound.

But what do Asian palm civets and exorbitantly priced coffees all have to do with Amsterdam? For one, Sumatra is the number-one producer of kopi luwak -- and Kepahiang Regency Bengkulu in particular, which is also found on the other Indonesian islands of Java, Bali and Sulawesi (as well as East Timor and the Philippines). The Dutch presence on the Indonesian islands was established in 1602, and lasted until their expulsion in 1945; since then, Indonesian culture has proliferated in the Netherlands with the waves of expatriates and returnees. The Netherlands is still a treasure trove of Indonesian specialties, from the wide availability of tempeh (fermented soybean cake) to the various "pasar malam" (Indonesian markets and cultural festivals) and, of course, imported delicacies like kopi luwak.

In short, the Netherlands -- and Amsterdam in particular -- is your best bet to find an affordable cup of this prized coffee, and countless visitors take the opportunity to do just that.
Where can I find kopi luwak?

Kopi luwak is sold by the cup at Hofje van Wijs, on Zeedijk 43 in Amsterdam Chinatown. Customers can take theirs as ordinary coffee, espresso, or an espresso-based drink like cappuccino. In any preparation, kopi luwak is an exceptional treat, with a chocolatey richness and no bitter aftertaste. Devotees can also take it home for € 20 per 100g.

Beer lovers needn't miss out, either -- Brouwerij de Molen, based in Bodegraven, South Holland, has even transformed kopi luwak into an imperial stout, flavored with bold overtones of the exclusive coffee: a unique product of Dutch-Indonesian hybridity and an ideal souvenir or memento for beer and coffee lovers both.

source of article: http://goseasia.about.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Cepat Puaskan Wanita Hingga Orgasme Dalam 10 Menit

Cara Cepat Puaskan Wanita Hingga Orgasme Dalam 10 Menit :: Dalam urusan bercinta, kaum Adam hendaknya tidak egois. Dimana hanya menjadikan wanita atau istri sebagai subjek untuk memuaskan hasrat birahi semata. Sebaiknya, para pria peduli untuk memuaskan pasangannya dalam berhubungan intim. Kepuasan yang dapat dicapai bersama, jelas akan memberi efek positif terhadap keberlangsungan hubungan anda kedepan. Tidak hanya itu, ketika anda para pria menghantar sang wanita mencapai titik klimaknya, ada kepuasan tersendiri yang di dapat. Erangan kecil pasangan anda saat orgasme akan menjadikan anda sebagai lelaki sejati dihadapannya.  Persoalannya, apakah kaum pria tahu langkah-langkah yang di butuhkan agar sang wanita sampai ke langit ketujuh hanya dengan merangsang G Spotnya? Dan mampukah bertahan untuk tidak ejakulasi hingga wanita mencapai puncak kenikmatannya. Hal ini jelas menjadi pokok penting dalam hubungan seksual. Karena, jika sang wanita dapat mencapai titik orgasme l...

Tips seks Jepang : Seni bercinta ala Geisha

sexy_geisha_by_amywestern Mungkin sebagian besar dari kita sudah tahu tentang Geisha. Pesona wanita Jepang yang identik dengan penghibur ini, dapat dikatakan menyedot perhatian dunia. Apalagi bagi para lelaki, memikirnya saja sudah membuat darah bergejolak kencang. Pada jamana dulu Geisha di Jepang merupakan wanita yang dilatih memberikan hiburan serba bisa baik dari segi menyanyi, menari, maupun bermain musik. Tidak hanya itu, wanita yang terkenal lemah gemulai itu juga terlatih dan memiliki keahlian untuk melayani pria di ranjang, wow... Salah satu keahlian mereka tentu saja teknik oral seks yang bisa membuat para pria menjadi pusing tujuh keliling. Ingin tahu bagaimana teknik para geisha melayani 'pertempuran' para Samurai? Ternyata para geisha yang biasa berlutut ini memiliki teknik oral seks yang bisa membuat para Samurai era tahun 1900-an 'bertekuk lutut'. Ck.. ck.. Dalam buku The Japanese Art of Sex: How to Tease, Seduce & Pleasure the Samurai in Yo...

Tradisi berbagi istri/poliandri ternyata ada di dunia

Tradisi berbagi istri di Himalaya Jika poligami, mungkin didunia adalah hal biasa. Apalagi ditengah kehidupan masyarakat muslim, dimana hal tersebut dibenarkan dan dihalalkan. Namun bagaimana jika poliandri , mungkin tidak banyak masyarakat yang bisa menerima hal tersebut.  Tidak lazim, namun tetap ada. Setidaknya hal itu terjadi disalah satu daerah, dan dahulunya dianggap lumrah dan biasa. Berikut sebuah artikel yang EXPO Online ambil dari berbagai sumber, tentang Tradisi berbagi istri atau poliandri.   Sebut saja salah satunya di Himalaya. Ketika Tashi Sangmo berusia 17 tahun, dia dinikahkan dengan seorang tetangganya yang baru berumur 14 tahun, di sebuah desa terpencil di Himalaya, Nepal. Sebagai bagian dari pernikahan itu, Sangmo juga setuju untuk menikah dengan adik lelaki suaminya. Tradisi berbagi istri di Himalaya Pada masa lalu, anak-anak lelaki dari setiap keluarga di wilayah Upper Dolpa menikahi satu perempuan. Namun, kini praktik poliandri itu mula...