Memahami Hadist Landasan Arogansi.
Benarkah, cara-cara anarkis dan brutal memang diharuskan?
Ilustrasi http://mimbaralqalam.wordpress.com |
Apalagi baru-baru ini saya mendapat berondongan argument
dari seorang teman debat saya di jejaring sosial facebook. Dimana tetap
mendukung organisasi yang mengaku pembela Islam tersebut, kendati ia pun
mengakui apa yang dilakukan oleh FPI banyak brutalnya. (baca artikel sebelumnya; Menyoal tindakan anarkis FPI di Indonesia)
Khususnya berkenaan dengan insiden bentrok antara sejumlah
anggota FPI asal Temanggung dengan puluhan warga Sukorejo itu terjadi Kamis
(18/7) sekitar pukul 14.00 WIB yang diduga dipicu oleh aksi
"sweeping" yang dilakukan anggota FPI di tempat lokalisasi di Kecamatan
Patean, Kabupaten Kendal.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, warga setempat menolak aksi "sweeping" yang dilakukan anggota FPI Temanggung karena menilai FPI tidak berhak dan bukan wilayah ormas yang bersangkutan.
Akibat bentrok tersebut, sejumlah anggota FPI dan warga menderita luka, satu unit mobil bernomor polisi AB 7105 SA milik FPI dibakar massa serta beberapa mobil lainnya rusak terkena lemparan batu.
Selain itu, seorang perempuan bernama Tri Munarti juga diketahui meninggal dunia di rumah sakit akibat secara tragis tertabrak dan terseret mobil yang ditumpangi beberapa anggota FPI yang panik saat dikejar puluhan warga setempat.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, warga setempat menolak aksi "sweeping" yang dilakukan anggota FPI Temanggung karena menilai FPI tidak berhak dan bukan wilayah ormas yang bersangkutan.
Akibat bentrok tersebut, sejumlah anggota FPI dan warga menderita luka, satu unit mobil bernomor polisi AB 7105 SA milik FPI dibakar massa serta beberapa mobil lainnya rusak terkena lemparan batu.
Selain itu, seorang perempuan bernama Tri Munarti juga diketahui meninggal dunia di rumah sakit akibat secara tragis tertabrak dan terseret mobil yang ditumpangi beberapa anggota FPI yang panik saat dikejar puluhan warga setempat.
Dalam, oke saya
meminjam istilah teman yang menjadi lawan debat saya, ‘debat kusir’
tersebut, teman saya memberondong beberapa ayat dan hadist yang menurut dia
menjadi landasan kenapa ia mendukung organisasi yang belakangan ini dikenal
cukup anarkis yakni FPI (Front Pembela Islam). Bahkan, terkesan bahwa tindakan
arogan tersebut memang diperlukan.
Menurut dia, (tanpa saya edit, langsung copas dari akun
facebook);
FPI tetap harus dipertahankan di
INdonesia,,, karena selama ini hanya ormas ini yang melakukan bentuk nyata
memberantas segala kemaksitan (Miras, judi, pelacuran)... sementara selama ini
umat Islam lainnya banyak yang apatis, cuek (Hanya ceramah tanpa ada
bentuk nyata).... padahal jelas agama melarang miras dan maksiat, kalau kita
ngaku beragama, aturannya kita berantas.. bukan pemberantasnya yang kita caci
maki... meskipun sikap FPI Kemarin memang banyak brutalnya...
Ketika saya menyatakan bahwa tindakan ancaman/kekeerasan itu
tidak efektif, maka ia mempunyai argument lain;
buka saja lagi sejarah-sejarah islam mas
bro,, dipelajari juga, asbabun nuzul, asbabul wurud, disana dijelaskan satu
peersatu penyebab turunnya hadits atau ayat... Islam tidak pernah mengajarkan
utuk cuek, apatis melihat kemunkaran di depannya. itulah makanya
dikatakan salahsatu tanda kiamat adalah hilangnya ahli agama dari muka bumi.,,
itu artinya tidak ada lagi orang yang mengingatkan amar mahruf nahi munkar....
ingat islam bukan hanya mengajarkan amar mahruf, tapi juga nahi munkar...
Tidak hanya itu, lalu pendapatnya
pun ia dukung dengan beberapa dasar seperti;
Dari Abu Sa’id Al Khudri Radhiallahu ‘Anhu,
dia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran maka ubahlah dengan
tangannya, jika dia tidak mampu maka ubahlah dengan lisannya,
jika tidak mampu maka ubahlah dengan hati, dan demikia itu adalah
selemah-lemahnya iman. (HR. Muslim), tolong kawan artikan saja hadits ini, dan
tolong lihat ASBABBUL WURUDNYA,,, trims kawan.
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (Dien)-Nya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (QS Al Hajj 40)...
Dari Abu Sa’id Al Khudri Radhiallahu ‘Anhu, dia berkata: Aku mendengar
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: Barang siapa di antara
kalian melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya, jika dia tidak mampu
maka ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka ubahlah dengan hati, dan
demikia itu adalah selemah-lemahnya iman. (HR. Muslim).. trims kawan
Kewajiban mengubah kemungkaran dengan cara yang paling memungkinkan
seperti yang disebutkan, maka tidak cukup hanya dengan nasihat bagi yang mampu
menghilangkannya dengan tangan, dan tidak cukup dengan hati bagi yang mampu
menghilangkannya dengan lisan. (At Tuhfah Ar Rabbaniyah, syarah No. 34)
Ada pun sabdanya “maka hendanya dia
merubahnya” maka ini merupakan perintah yang menunjukkan wajib menurut ijma’
umat. Hal ini sesuai dengan Al Quran dan As Sunnah tentang wajibnya amar ma’ruf
nahi munkar, dan ini juga bermakna nasihat yang merupakan pokoknya
agama ini. (Syarh Al Arbain Nawawiyah, Hal. 112)
Sebagian orang ada yang menahan diri dari amar ma’ruf nahi munkar, karena mereka merasa belum layak dan masih banyak kesalahan alias masih merasa belum sempurna. Sikap ini tidak benar, sebab kesempurnaan diri bukanlah syarat untuk melakukan da’wah dan amar ma’ruf nahi munkar.
Sebagian orang ada yang menahan diri dari amar ma’ruf nahi munkar, karena mereka merasa belum layak dan masih banyak kesalahan alias masih merasa belum sempurna. Sikap ini tidak benar, sebab kesempurnaan diri bukanlah syarat untuk melakukan da’wah dan amar ma’ruf nahi munkar.
Om dedi ariko : sekarang anda bertanya soal
baik atau perusakan, berapa banyak yang dirusak oleh FPI? Nah sekarang
bandingkan dengan berapa banyak generasi indonesia yg hancur dengan miras dan
perjudian, jangan bersikap pesimis, dengan usaha pemberantasan....
Sekarang apa tindakan nyata saudara dalam memberantas peredaran miras dan
perjudian yg katanya dilarang oleh agama? Katanya anda cerdas tak mau
kekerasan? Apa bentuk konkrit anda? Apakah hanya sekadar retorika? Sekadar
ceramah? Apakah sekedar mngumpat dalam hati sajakah? Dimana kepedulian saudara
sbgai seorang muslim melihat kemunkaran di depan d depan anda? Nabi Muhammad
sudah brjuang habis2an, tanpa kenal lelah, walaupun kemaksiatan dan perjudian
di zaman jahiliah itu tidak akan binasa sampai akar-akarnya? Lalu apakah nabi
Muhammad SAW akhirnya diam karena pesimis? Tidak bukan?
Sejujurnya, selama ini saya tidak begitu mendalami tentang
hadist-hadist, bagi saya berbuat baik menjaga diri untuk hidup yang baik tanpa
menganggu orang lain, itu sudah cukup baik.
Namun ketika saya disodorkan dengan hadist-hadist dan ayat-ayat
tersebut, hati saya tergerak untuk memahami maknanya. Benarkah arogansi itu
memang harus dan wajib untuk menegakkan kebenaran. Sebagaimana yang telah
dilakukan oleh organisasi seperti FPI dan pendapat teman saya tersebut??
Untuk itu, lalu saya mencoba habis-habisan untuk mendalami
makna yang terkandung didalamnya. Kendati dengan keterbatasan ilmu agama yang
saya miliki. Setelah berulang kali saya kembali menyimak hadist dan ayat-ayat
tersebut, lalu timbul sebuah gelombang besar yang maha dasyat yang membuat saya
bergidik. Ada sebuah bahaya besar yang akan muncul jika hal itu ditelan
bulat-bulat tanpa dicerna oleh pemikiran yang bersih, bijaksana, dan cerdas.
Saya semakin ngeri ketika membayang pendapat teman saya ini jika
juga diamini oleh sebagian besar masyarakat muslim. Apalagi di Indonesia
mayoritas muslim. Alam pikiran saya tersedot ke sebuah suasana yang mengerikan.
Bagaimana tidak? Dalam bayangan saya akan terjadi kehancuran yang maha dasyat
di zaman tehnologi canggih seperti ini.
Zaman dahulu dengan peralatan yang ala kadarnya saja sudah
membuat perang dalam cerita-cerita saja sudah sedemikian mengerikan, apalagi
zaman sekarang. Bom atom, nuklir, rudal, pasukan siap mati dengan atas nama
jihad akan berseliweran dibumi ini. Entah yang benar atau salah, setiap detik
bagian dari bumi akan hancur. Singkat cerita, dunia hancur luluh!!!
Yang jadi pertanyaan; benarkan sumber dan sang penyampai hadist
dan ayat tersebut sekonyol itu? Lalu benarkah Nabi nya orang Islam sebesar nabi
Muhammad searogan itu dalam menyampaikan kebenaran?? Benarkah karakter anarkis
dan brutal itu memang napasnya Islam, sehingga membenarkan tindakan para
teroris yang mengorbankan banyak mahluk hidup ciptaan tuhan yang lainnya. Karena
mereka telah menganggap bahwa mereka benar...
Dalam hal ini, ada sesuatu yang menghibur dalam hati saya. Yang
juga merupakan harapan sekaligus do’a, bahwa masih banyak masyarakat muslim
yang berhati sejuk, damai, bijaksana, dan cerdas dalam memaknai hadist dan
ayat-ayat sebagaimana dimaksud diatas.
Untuk itu, saya berkesimpulan, kecerdasan dalam beragama
mungkin perlu menjadi skala prioritas dalam syiar-syiar atau dakwah-dakwah para
pemuka agama. Tidak hanya Islam, juga Kristen, Budha, Hindu, atau lainnya.
Kebodohan dan kepicikan dalam memahami, memaknai,
menafsirkan, akan membahayakan bagi orang lain maupun diri sendiri. Dan saya
yakin, agama diturunkan bukan untuk membahayakan orang lain. Melainkan menjadi
rahmat yang dapat membuat dunia ini damai dalam keselarasan kendati beragam.
Kebodohan dan kepicikan akan membawa arti yang sangat jauh
dari tujuan suatu ajaran kebenaran yang terkandung dalam agama.
Sebagai salah satu contoh untuk dimaknai;
Dari Abu Sa’id Al Khudri Radhiallahu ‘Anhu, dia berkata: Aku mendengar
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: Barang siapa di antara
kalian melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya, jika dia tidak mampu
maka ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka ubahlah dengan hati, dan
demikian itu adalah selemah-lemahnya iman. (HR. Muslim)..
Kewajiban mengubah kemungkaran dengan cara yang paling memungkinkan
seperti yang disebutkan, maka tidak cukup hanya dengan nasihat bagi yang mampu
menghilangkannya dengan tangan, dan tidak cukup dengan hati bagi yang mampu
menghilangkannya dengan lisan. (At Tuhfah Ar Rabbaniyah, syarah No. 34)
Jika hal ini dimaknai orang-orang berpikiran kerdil, picik,
bodoh, dan putus asa, maka ketika melihat kemungkaran akan memaknai perintah ‘dengan
tangannya’, dengan sesuatu hal yang keras, seperti memukul, mencabik,
menjambak, mendorong, atau lainnya.
Namun akan jauh berbeda ketika hal itu dimaknai oleh
orang-orang bijaksana, cerdas, dan optimis, ‘dengan tangannya’ akan dimaknai
upaya-upaya yang elegant, seperti membimbing, mengulurkan tangan, menggandeng,
dan lainya.
Tentang efeknya, jelas hal-hal yang elegant lah yang akan
membuahkan hasil yang maksimal dan kekal. Karena tidak ada sesuatu yang berjiwa
yang tidak butuh dengan hal-hal yang mengandung unsur kebaikan. Jangankan manusia,
binatang yang tidak punya pikiran pun merasa nyaman dengan perlakuan yang baik.
Saya yakin, dalam proses tumbuhnya agama memang diwarnai
dengan perang. Namun saya yakin bukan perang karena memaksakan kebenaran tapi
perang mempertahankan kebenaran.
Sedikit gambaran;
- Ketika seorang anak kecil berbuat salah, engkau bisa gunakan tanganmu untuk memukul, mencubit. Dengan mulutmu untuk membentak, menghardik, dan mengatakannya salah. Tapi sebaliknya, engkau juga bisa menggunakan tanganmu untuk mengulurkan tanganmu dengan kasih sayang dan menasihati dengan mulutmu dengan kata-kata cerdas dan sejuk.
Sudah terlalu panjang
artikelnya, bersambung,...
Komentar
Posting Komentar