Langsung ke konten utama

Someone Like You : Part 4

I heard that you’re settled down,
That you found a girl and you’re married now,
I heard that your dreams came true,
Guess she gave you things I didn’t give to you,
Old friend, why are you so shy?
Ain’t like you to hold back or hide from the light,
.....
I remember you said,

“Sometimes it lasts in love,
But sometimes it hurts instead,”

Cerita tentang wanita malam
Pantai Panjang Bengkulu : Dilihat dari Hotel Horizon
Tahukah bagaimana rasanya hati yang tersayat dan sedih? Dengar dan tontolah clip lagu ini. “Someone Like You”, lagu yang membawa seorang Adele Laurie Blue Adkins menjadi penyanyi luar biasa dengan pencapaian yang luar biasa. Bahkan, ia senilai £6 juta, tempat ke-9 pada daftar bintang musik terkaya Inggris dan Irlandia di bawah usia 30 tahun. Ia lahir di Tottenham, London, Inggris, dari seorang ibu remaja tunggal pada 5 Mei 1988. Mungkin itu pula rasa yang pernah dirasa Adele sehingga sering kali air matanya menetes ketika menyanyikan lagu ini.

Dan itu pula yang membuat vokalis wanita energik band papan atas dunia, Pink, berjanji akan memukul lelaki yang telah menyakiti Adele jika suatu saat ia bertemu.

Saya juga sangat tahu bagaimana rasanya hati yang tersayat dan sedih. Saya pertama kali kenal lagu ini di tahun 2011, pas disaat Kak Riky mulai menghilang dari hidup saya. Apalagi ketika menangis pun sudah tak mampu untuk sekedar sedikit mengobatinya. Dada terasa sesak, ditenggorokan seolah ada sebuah pisau berkarat yang dengan pelan menyayat secara acak.

Tubuh seolah menolak berhubungan dengan apapun. Walau hanya sekedar untuk makan. Entah apa yang terjadi, goresan-goresan yang menyayat itu, rasa sakitnya lebih hebat dari siksa fisik yang mungkin dapat diobati oleh dokter.

Dan jika mau tahu, tiba-tiba saya menjadi suka Dewi Persik. Artis kontroversial yang selama ini sangat saya benci karena sering kali tampil vulgar. Dan senangnya, ketika membawa lagu ini, ia berpenampilan yang pantas sekali. Lalu, saya juga menyukai Regina Ivanova peserta Indonesian Idol yang juga membawa lagu “Someone Like You”.

Kenapa? Mungkin karena lagu ini mempunyai “kekuatan” yang mampu menelusup kesetiap pembuluh darah memasuki jiwa dan sekaligus menyentuh perasaan terdalam. Tahukah, dititik itu lah yang membuat manusia sering kali merasa tidak beradaya. Membuat seluruh tubuh luruh dan menyatu pada rasa.

Yah.. segala sesuatu yang dibuat dengan hati memang untuk makanan hati. Adele jelas menciptakan lagu itu dengan hati. Karena inspirasinya adalah dirinya sendiri yang ditinggal oleh pacarnya yang memilih wanita lain.

Tapi saya yakin, mantan pacarnya saat ini hanya akan mampu melihat dari jauh. Adele telah menjadi milik dunia. Dia selebritis dunia yang dapat dikatakan phenomenal.

Oh... ya, saya memang peremuan malam. Tapi kenapa saya membenci Dewi Persik yang suka tampil vulgar. Seolah saya terksesan sok suci. Padahal apa yang saya lakukan mungkin lebih dari apa yang dilakukan Dewi Persik. Why?


Cerita tentang wanita malam yang dekat dengan free seks dan narkoba
Ilustrasi : net
Tahukah? Wanita malam, juga terdiri dari beberapa kelas. Ibaratnya, juga mempunyai status sosial. Kelas asalan, biasa mangkal di pinggiran. Hingga ke kelas atas atau hightclass, untuk ngobrol saja harus boking fee terlebih dahulu. Disadari atau tidak itu lah kenyataannya. Ini bukan soal bentuk tubuh, kecantikan, umur, atau apapun. Ukuran dari kelas tidak dilihat dari itu.

Apa yang membuat sistem kelas itu tercipta. Saya sendiri kurang begitu memahami. Namun, karena itu dunia saya, maka sedikit banyak saya mengetahuinya. Mungkin juga hal ini sebenarnya terjadi dalam dunia lain. Dunia yang di isi oleh orang baik-baik. Karier misalnya.

Kami wanita yang bergelut di dunia malam memang berada dalam berbagai kelas. Walau statusnya sama, wanita malam. Apa yang membuat itu terjadi, sebenarnya apa yang ada di isi kepala kita. Pikiran kita... Pikiran yang membentuk kita bersikap dan berbuat seperti apa. Dan itu pula lalu yang membuat orang-orang disekitar kita menilai kita seperi apa.

Apa yang membedakan satu orang dengan orang yang lain? Tidak ada. Semua mempunyai potensi yang sama. Mempunyai kesempatan yang sama seperti yang lain. Namun terkadang isi pikiran kita lah yang membatasi kita, sehingga membuat kita telah memberi ukuran terhadap diri kita yang membuat orang lain pun melihat kita seperti apa yang kita pikirkan.

Harus kah untuk menjadi selebritis mempunyai bentuk fisik yang sempurna? Tidak! Tidak sama sekali, bahkan banyak selebritis hebat tidak memiliki bentuk yang sempurna. Malahan, banyak pula wanita muda, cantik, dengan bentuk fisik yang sempurna terpuruk berada didalam hotel sempit dan murah, menahan napas, melayani lelaki yang pantas jadi kakeknya dengan aroma mulut berbau minuman murah. Why?

Inilah dunia. Yang kemudian sering kali membuat saya berpikir bahwa manusia ini manispestasinya tuhan. Diberi anugrah kemampuan mencipta melalui pemikirannya. Dan malah berpikiran, tuhan itu berada dipikiran dan perasaan kita. Sehingga penciptaan-penciptaan itu terjadi.

Namun manusia lah yang sering membatasi ciptaannya. Mengukur dirinya sendiri. Sehingga tercipta lah manusia itu seperti ukuran yang ada di kepalanya.

Saya juga sering berpikir, bahwa tidak ada ukuran baku bagi manusia. Siapa yang bisa mengatakan bahwa suara serak itu jelek, suara merdu itu bagus, suara cempreng dan nyaring juga buruk. Suara Virgiawan Listanto yang serak malah membuat dia terkenal sebagai Iwan Fals. Suara melengking dan nyaring, malah membawa Candil vokalis Seurieus band terkenal.

Wanita malam pun demikian. Ia lah yang memberi label pada dirinya sendiri. Dibayar mahal atau murah. Tidak di ukur dari bentuk fisiknya.

Oh.. ya... saya tidak pernah tampil vulgar apalagi menunjukkan bahwa saya bisa dibayar. Dan saya tidak pernah terlihat sebagai wanita panggilan apalagi murahan. Dan mungkin karena itu lah yang membuat saya sering dibayar mahal. Saya hightclass? Saya tidak tidak tahu. Soalnya terkadang saya juga tidak menuntut bayar. Dan malah karena itu, membuat saya sering kali dikasih hadiah yang ratusan kali lebih mahal dari bayaran saya yang seharusnya.
“Sometimes it lasts in love,
But sometimes it hurts instead,”
Terkadang rasa ini dipenuhi cinta dan bahagia, tapi terkadang sakit. Kak Riky, diantara rasa benci dan sakit ini, aku sering mengingatmu. Dan itu menambah rasa ini semakin pedih. Tersayat secara acak hingga ke rongga dada.

Adele, jika setiap bernyanyi meneteskan air mata, maka saya disetiap saat. Air mata yang menebar seperti udara.

“Kamu istirahat saja dulu ya..” Si Wartawan membaringkan saya di tempat tidur. Yah.. kami telah berada di Superior Room dengan fasilitas doble bad. Cukup luas, ada meja hias, kamar mandi, AC, dan televisi 24”. Kamar terbaik dihotel ini yang dipilih wartawan. Maklum Curup, tidak ada hotel berbintang. Tapi ini lebih dari sekedar cukup. Wangi pengharum ruangan masih terasa. Namun dalam kondisi mabuk terasa sangat mmenyengat.

“Kamar ini baru di renovasi,” si Wartawan kembali bersuara. Ia kemudian memesan teh hangat, tanpa gula melalui handphonenya kepada petugas hotel.

Saya hanya terbaring. Dan ini terasa lebih enak. Kepala saya memang terasa sedikit berat. Mungkin karena minum terlalu banyak. Saya berusaha melonggarkan pakaian yang terasa lebih ketat dari biasanya. Memang dalam kondisi mabuk, lebih enak memakai pakaian yang longgar-longgar.

“Tidak apa, lepas saja,” Si Wartawan malah mengambil insiatif melepas pakaian saya. Dan saya tidak berupaya untuk menolak. Sejenak kemudian ia menutup tubuh saya dengan selimut.

“Bahaya... angin malam,” katanya. Saya hanya tersenyum. Hangat dan terasa lebih enak.

Pintu tiba-tiba terbuka. Ternyata petugas hotel mengantar teh hangat. Dia tersenyum kepada kami. Tanpa diminta, langsung pamit. Si Wartawan menyodorkan minuman hangat itu pada saya.

Sometimes it lasts in love, indah dan menyenangkan.

Ada kebahagian tersendiri ketika kita dihargai sebagai manusia. Rasa yang sebenarnya langka bagi saya sebagai perempuan malam. Tapi si Wartawan ini seolah tidak melihat dan menilai saya seperti itu.

Jarum jam yang pendek hampir tepat berada diangka dua, sementara jarum panjang dengan bergerak sedikit lebih cepat menyusul di angka sepuluh. Suasana pagi mulai terasa. Dingin.. Apalagi ditambah hembusan udara bercampur freon dari AC. Selimut terasa belum cukup untuk membuat badan terasa hangat. Sementara sang Wartawan malah terlihat sibuk dengan Laptop.. mengetik.

"Malam imaginasi untuk menulis sangat bagus," demikian si Wartawan berucap ketika mata saya menyorot aktifitasnya. Saya tahu, ia mulai menulis tentang saya.

Sejujurnya saya kurang setuju dengan hal ini. Dalam kondisi mabuk, hal terbaik yang dilakukan oleh dua orang dewasa berlainan jenis didalam kamar hotel mungkin tidak perlu dijelaskan. Naluri sebagaimana manusia jelas akan menuntun kearah itu.

Gerakan-gerakan tubuh saya yang terlihat gelisah dan memang sengaja saya tunjukkan terbaca oleh si Wartawan. Ia tersenyum.

"Sebentar.. Sekitar 5 paragraf lagi," katanya.

"Trus?"

"Saya akan memeluk dan mencium kamu. Tapi jangan membayangkan lelaki lain ya... He.. He...,"

Ah... Membayangkan dia saja lebih indah, kenapa harus yang lain. Tapi saya berucap, "Hei memangnya kamu mau apa?"

Entah kenapa saya merasa begitu akrab dengan sang Wartawan. Walau sebenarnya kami bertemu saja baru dua kali. Pertama saat berkenalan di salah satu tempat hiburan malam Pantai Panjang Bengkulu. Aha... Long Beach Story. Saat itu saya sedang menikmati malam bersama salah seorang kontraktor Jakarta yang kebetulan mendapat pekerjaan di Bengkulu.

Masih muda, keren, dan tentunya kaya. Ia juga masih kerabat dekat salah satu pejabat penting di Bengkulu. Mungkin karena itu pula ia bisa mendapat kontrak pekerjaan di "Kota Selengek" itu.

Saat itu kami sedang menikmati malam yang seolah tidak berujung. Dentuman house music dengan beat remix, perpaduan antara R&B, rock, dan sesekali diselingi irama pentatonik yang sangat cepat racikan DJ, membuat tubuh terasa mengambang.

Saya benar-benar "ketinggian", demikian juga teman kontraktor saya. Oh.. Ya... Istilah ketinggian bagi orang-orang seperti kami jelas bukan kata baru. Namun bagi orang yang baik-baik mungkin agak janggal.

"Ketinggian" bukan berati kita berada di tempat yang tinggi, melainkan kita berada pada kondisi mabuk yang luar bisa. Rata-rata mabuk seperti ini hanya dapat dirasakan ketika kita mengkonsumsi narkoba.

Saya jadi ingat dengan seorang teman baik saya di Curup. Dia suka menyebut dirinya dengan inisial DJ, walau ia sendiri tidak pernah terlihat menjadi Disco Jokey yang memainkan piringan hitam di discotique. DJ adalah singkatan dari namanya sendiri. Ia adalah orang yang banyak mengenalkan saya dengan berbagai istilah mabuk. Termasuk tentang istilah "ketinggian" juga pertama kali saya dengar darinya. Saat ini, DJ sudah memasuki tahun ketiga dari empat tahun hukumannya untuk kasus narkoba di LP Curup. Dia juga yang memperkenalkan saya dengan istilah mabuk tiga dimensi.

Tiga dimensi pengaruh Sabu-sabu, Exstasi, dan black labels, membuat saya ketinggian. Rasanya, tubuh terkadang seolah tidak menginjak bumi. Mengambang. Music yang sedemikian keras dari load speaker yang berada tepat disamping saya bahkan terasa sedikit sayup. Suara teriakan orang-orang seolah menggema didalam sebuah ruangan kosong.

Saat-saat seperti itu, membuat saya teringat dengan DJ lagi. Dia biasanya masih bisa bercanda dalam kondisi seperti itu. Tertawa ngakak ketika untuk menghidupkan api rokok sendiri pun sudah tidak mampu. Rasanya, korek yang menyala dengan ujung rokok yang dibibir seolah jauh dan harus melalui perjalanan panjang untuk bisa tepat diposisinya. Terkadang itu pun harus mengerahkan konsentrasi tinggi. Joget khasnya bisa terbayang dengan jelas.

Sebenarnya menurut saya, narkoba itu adalah tentang sugesti. Pengaruh sugesti sangat mendominasi efek mabuk yang dirasakan. Terkadang bisa juga timbul halusinasi yang membuat takut atau semacamnya.

Efek mabuk tiga dimensi menurut DJ segala sesuatu yang dirasakan menjadi berkali lipat dari biasanya. Jika sugesti senang maka rasa itu akan terasa bekali lipat. Dan jangan sekali-kali dibawa kedalam rasa negatif karena rasa itu juga akan terasa berkali lipat. Malah akan menimbulkan paranoid atau ketakutan yang berlebihan.

"Sebaiknya, dibawa happy. Masalah sementara dilupakan dulu, soalnya mahal" demikian kata DJ.

Usai mabuk, sugesti yang saya rasakan dan itu juga yang diperkenal oleh DJ akan terasa hebat jika ditutup dengan sex. Rasanya juga akan terasa berkali lipat dari biasanya.

Dalam kondisi mabuk tiga dimensi itulah saya pertama kali berkenalan dengan sang Wartawan. Saat itu ditengah puncaknya malam tiba-tiba lampu diruangan menyala terang dan music dimatikan. Beberapa petugas berseragam dengan cepat telah berada disekitar kami. Rahazia!! Hanya itu yang sempat terpikirkan oleh saya.

Jantung juga seolah tiba-tiba berhenti. Selain karena situasi kondisi yang tiba-tiba berubah, hal itu terjadi lebih karena music yang tiba-tiba berhenti. Sementara pengaruh dimensi ekstasi jantung bergerak karena dipacu oleh music. Menurut saya malah seiring mengikuti irama music. Itu pula kenapa irama house lebih cocok. Karena ketukan beat nya sangat cepat dan memacu jantung juga berdetak cepat. Tidak dapat dibayangkan jika discotique menyajikan lagu-lagu melow mungkin tangisanlah yang akan terdengar disana-sini.

Sabu-sabu menurut DJ dan juga yang saya rasakan, lebih memompa efek ekstasi. Artinya, jika dosis satu butir ekstasi dalam kondisi biasa tanpa pengaruh sabu terasa seratus persen, maka afeknya sama dengan kita mengkonsumsi ekstasi seperempat butir setelah menggunakan sabu. Dapat dibayangkan jika mengkonsumsi satu butir ekstasi setelah menggunakan sabu-sabu.

Sementara minuman beralkohol, efek yang ditimbulkan selain menambah fly atau rasa melayang juga memberi efek menguatkan mental. Kombinasi sabu-sabu, ekstasi, dan black labels, ini membuat semacam rasa mabuk yang luar biasa dan kita masih dapat mengontrol diri untuk merasakannya.

Berbeda dengan ketika kita mabuk tinggi hanya dengan minuman beralkohol. Puncaknya kita tidak dapat merasakan apa-apa alias tertidur sampai pengaruh alkohol itu hilang dan atau muntah-muntah. Sementara sabu-sabu sebanyak apapun digunakan ketika sudah berada dititik puncak rasanya akan tetap datar digaris tertinggi. Ekstasi terlalu banyak atau melebihi dosis kekuatan tubuh akan mengakibatkan over dosis dan mati.

Tiga dimensi istilah DJ memang kombinasi yang sangat tepat dalam merasakan rasa fly hingga kepuncak tertinggi dan kita masih mendapat kendali untuk terus merasakannya.

Dalam kondisi mabuk tinggi dan tanpa music akibat rahazia yang dilakukan petugas membuat saya benar-benar terhenyak. Badan terasa senyap tidak terkendali. Dingin dan napas saya terasa sesak. Oh.. my god!!! Saya terasa akan mati!! Saya sudah tidak perduli lagi dengan apa yang terjadi. Jika tidak secepatnya mendengarkan music jantung saya akan berhenti untuk selamanya. Namun jelas music tidak akan ada dalam kondisi seperti itu.

Dibawah ambang sadar saya merasakan sebuah tangan menarik lengan saya. Dalam kondisi tidak berdaya tubuh saya dengan tertatih dibimbing keluar. Yang dapat saya rasakan kemudian ternyata saya sudah berada diluar ruangan. Udara segar memasuki rongga pernapasan saya. Dan dalam hitungan detik saya sudah berada dalam sebuah mobil, saya dibawa pergi dari areal itu.

Hening....... Gelap...

Manusia tercipta dari ketiadaan. Bahasa spiritualnya ghaib. Mungkinkah gelap dan hening itu asal mulanya kita. Atau itu hanya sebuah citra dari pengembaraan jiwa yang berpisah dari raga. Jika manusia di ibaratkan sebuah komputer, maka raga adalah perangkat keras (hardware) yang menjalan berbagai aplikasi program jiwa yang dapat diibaratkan perangkat lunak (software).

Jika antara keduanya ada yang tidak berfungsi maka ada bagian yang hilang. Dan ternyata raga sama persis dengan hardware komputer yang tidak berarti dan berguna sama sekali. Dia hanyalah seonggok benda mati. Dan jiwa adalah software yang fungsinya tidak dapat diaplikasikan. Namun sebenarnya masih bisa merasa walau tidak bisa untuk berkehendak. Tidak berdaya, mengambang dalam sebuah ruang gelap yang sunyi. Tidak bisa untuk berbuat atau berkata tidak atau ya.. tidak bisa memilih atau menimbang. Namun tetap ada...

Dance Again... Jennifer Lopez feat Pitbull dari speaker subwofer dengan dentuman bass yang berat terdengar sayup. Namun secara perlahan mulai terdengar semakin kuat. Sesosok wajah samar-samar menyeruak..

Oh.. tuhan ini kah malaikat? Dan ternyata wajahnya biasa saja. Tidak seram atau penuh kharisma seperti yang pernah terlintas dalam pemikiran saya. Tapi tidak mungkin malaikat gaul seperti ini. Datang dengan diiringi sound track musik R&B. Suara serak sexy Pitbull dengan beat yang teratur dan menghentak, kembali memompa jantung saya untuk kembali berdetak.

Dan benar.. wajab sedikit tirus itu tersenyum sembari menyodorkan sekaleng minuman dingin. Susu cair ‘kuda beruang’. Saya menggeleng... Tapi ia dengan sedikit memaksa. Membuat saya mau tidak mau harus meneguk minuman hambar itu.

“Langsung habiskan sekali napas!” ujarnya.

Saya melotot dan menggelengkan kepala.

“Nurut saja... dari pada nanti mati!” katanya dengan nada serius.

Entah kenapa, kendati baru pertama kali melihatnya , saya menuruti perintahnya.

Itu lah awal perkenalan itu. Dan saya pun mengetahui dia adalah seorang Wartawan sebuah majalah yang terbit di Kepahiang. Malam itu ikut dalam rombongan petugas dari Kepolisian Gading Cempaka yang tengah melakukan Rahazia. Karena malam itu di informasikan adanya bandar besar narkoba Kota Lubuk Linggau ditempat itu.

“Kamu over dosis.. Saya tahu jika tidak dibawa keluar tadi kamu bisa celaka. Apalagi suasana tiba-tiba berubah dan tidak ada music. Jika pun tidak celaka, bisa-bisa kamu ditangkap polisi karena mengkonsumsi narkoba. Karena kondisi kamu benar-benar terlihat seperti itu” begitu katanya.

Sisa dari malam itu saya hanya dibawa berkeliling dalam mobil, menyusuri pantai panjang. Pada jam-jam mendekati pagi hanya ada beberapa warung yang terlihat masih buka. Sebagian besar telah menutup buku kas pemasukannya untuk hari itu. Hanya ada beberapa yang memang sengaja untuk buka malam.

Penjual nasi goreng, bandrek, dan sejenisnya hanya ada dibeberapa tempat khusus. Dan malam itu pun mobil sang Wartawan meluncur ke arah Pintu Batu tepat berada disamping Masjid Jamik tidak jauh dari Dwinka Hotel dimana beberapa warung yang memang masih tetap buka. Dan biasanya jika usah menikmati malam ditempat hiburan pantai panjang, sebagian sering juga untuk sekedar mencari makanan atau minuman hangat disini. Tapi malam itu saya tidak berselera makan apa-apa. Si Wartawan akhirnya hanya memesan minuman jeruk hangat.

Apa yang membuat Sang Wartawan menyelamatkan saya diruang yang hampir menjadi tempat terakhir yang saya kunjungi? Menurut dia hanya karena saya cantik. Cuma itu.. Saya tidak tahu bagaimana kabar teman kontraktor saya. Dan saya pun sudah tidak tertarik untuk mendapat kabar darinya.

Sebuah ruangan kamar yang dilengkapi kamar mandi didalam, menghadap laut yang membentang luas berjejer rapi menyerupai rumah bedengan sewaan, namun terkesan sedikit lux, menjadi tujuan kami selanjutnya. Mobil kembali meluncur melalui jalan Suprapto dan disimpang lima dengan bundaran yang dihiasi patung kuda yang berdiri sombong ditengahnya, kami berbelok kekanan menuju arah Hotel Horizon. Dari sana kami kembali memasuki kawasan pantai panjang.

Dia tidak banyak bertanya, namun malam itu saya ingin bercerita. Mengeluarkan berbagai hal yang ada didalam kepala saya. Perjalanan panjang yang membuat kami akhirnya bertemu. Dan itu pula yang kemudian membuat kami berjanji untuk mengatur pertemuan untuk diwawancara.

Pertemuan kedua yang memang telah dijanjikan, kami bertemu di kepahiang dimana kami sama-sama berasal. Membuat akhirnya saat ini kami berada didalam kamar hotel kota dingin Curup.

“Berapa paragraf lagi?”

Sang Wartawan hanya menoleh dan tersenyum.

Saya memang tidak pernah meminta, namun nada bicara dan sikap yang saya tunjukkan sejujur telah membuat semacam permintaan terselubung. Malam ini saya merasa ingin dijelajah.

Berbeda dengan kebanyakan lelaki lain, sebagian besar langsung menerkam dan seolah ingin melumati seluruh tubuh saya. Setiap bagian seolah ingin dirasakan sekaligus. Dan rata-rata berakhir sebelum waktunya. Namun berbeda dengan lelaki yang masih dibawah efek ekstasi. Biasanya, akan bertahan sangat lama. Sedangkan kalau sabu-sabu akan membuat lelaki benar-benar tidak berdaya walau hanya sekedar menjenguk.

Pengaruh alkohol dengan persentase tinggi dari Margarita yang saya minum membuat kendali tubuh tidak sepenuhnya berada ditangan saya. Mata saya terasa berat dan mengantuk. Berbeda dengan sabu yang membuat kita mampu untuk tidak tidur hingga satu kali dua puluh empat jam lebih.

“Tidur saja dulu,” kata si Wartawan saat melihat saya beberapa kali menguap. Saya hanya membalas dengan memelototkan mata.

Namun kantuk adalah kekuatan alami yang juga tidak mampu dilawan. Sama seperti buang air atau lapar. Dia memiliki kekuatan luar biasa ketika datang. Semakin ditahan ia akan menekan seperti air bah yang dibendung tanpa saluran pembuangan. Semakin berat dan kuat.

****

Sesuatu merayap hangat dibetis saya dibawah selimut. Perlahan terus menelusuri hingga keatas. Di beberapa bagian berhenti, lalu menelusup lebih menekan. Mata saya terpejam.. darah saya seolah mendidih. Mata saya membuka mencari sesuatu. Laptop Vaio Sony intel core™i5 terlihat masih menyala di meja. Namun disampingnya terlihat tumpukan pakaian saya dan diantaranya terlihat pakaian kemeja kotak-kota milik Sang Wartawan. Saya langsung dapat memastikan sesuatu yang bergerak lembut dibawah selimut.

Saya membiarkannya terus menjelajah. Namun di titik-titik tertentu saya tidak kuasa bertahan diam, tubuh saya menggeliat. Mata saya terpejam menahan deburan darah yang mengelora dan membuat anggota tubuh saya tergetar. Hangat napas terasa membara menyapu permukaan kulit.

Sebuah tangan bergerak menuju atas, saya melenguh... Pelan tapi pasti menuju tujuan yang memang menunggu untuk dikungjungi. Ada semacam zat kimia yang bekerja dengan efek sangat dasyat disetiap jaringan syaraf yang berfungsi sebagai kabel memberi sinyal ke otak yang kemudian diproses menjadi rasa.

Rasa itu membuat saya terhenyak... tangan dan jemari saya bergerak reflek menggapai dan berupaya mencari sesatu untuk berpegangan. Mencengkram kuat seperai putih yang terasa sangat dingin akibat hembusan udara dari AC yang menyembur menyerupai kabut. Mmmmhh... saya tidak mampu untuk berucap. Dan gerakan dibawah selimut itu semakin liar.

Clip lagu, One and Only - Adele - Live at The Royal Albert Hall mengalun melalui internal speaker laptop. Sssssshhh....

Bersambung!!!!

Link clip lagu someone like you Adele

http://www.youtube.com/watch?v=x5NyrCLzWtY&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=cIdEN3isKWU

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Cepat Puaskan Wanita Hingga Orgasme Dalam 10 Menit

Cara Cepat Puaskan Wanita Hingga Orgasme Dalam 10 Menit :: Dalam urusan bercinta, kaum Adam hendaknya tidak egois. Dimana hanya menjadikan wanita atau istri sebagai subjek untuk memuaskan hasrat birahi semata. Sebaiknya, para pria peduli untuk memuaskan pasangannya dalam berhubungan intim. Kepuasan yang dapat dicapai bersama, jelas akan memberi efek positif terhadap keberlangsungan hubungan anda kedepan. Tidak hanya itu, ketika anda para pria menghantar sang wanita mencapai titik klimaknya, ada kepuasan tersendiri yang di dapat. Erangan kecil pasangan anda saat orgasme akan menjadikan anda sebagai lelaki sejati dihadapannya.  Persoalannya, apakah kaum pria tahu langkah-langkah yang di butuhkan agar sang wanita sampai ke langit ketujuh hanya dengan merangsang G Spotnya? Dan mampukah bertahan untuk tidak ejakulasi hingga wanita mencapai puncak kenikmatannya. Hal ini jelas menjadi pokok penting dalam hubungan seksual. Karena, jika sang wanita dapat mencapai titik orgasme lebih

Tips seks Jepang : Seni bercinta ala Geisha

sexy_geisha_by_amywestern Mungkin sebagian besar dari kita sudah tahu tentang Geisha. Pesona wanita Jepang yang identik dengan penghibur ini, dapat dikatakan menyedot perhatian dunia. Apalagi bagi para lelaki, memikirnya saja sudah membuat darah bergejolak kencang. Pada jamana dulu Geisha di Jepang merupakan wanita yang dilatih memberikan hiburan serba bisa baik dari segi menyanyi, menari, maupun bermain musik. Tidak hanya itu, wanita yang terkenal lemah gemulai itu juga terlatih dan memiliki keahlian untuk melayani pria di ranjang, wow... Salah satu keahlian mereka tentu saja teknik oral seks yang bisa membuat para pria menjadi pusing tujuh keliling. Ingin tahu bagaimana teknik para geisha melayani 'pertempuran' para Samurai? Ternyata para geisha yang biasa berlutut ini memiliki teknik oral seks yang bisa membuat para Samurai era tahun 1900-an 'bertekuk lutut'. Ck.. ck.. Dalam buku The Japanese Art of Sex: How to Tease, Seduce & Pleasure the Samurai in Yo

Cara Mengetahui Bahasa Tubuh Wanita Saat Ingin Bercinta

Bahasa Tubuh Wanita Saat Ingin Bercinta Artikel ini adalah bagian dari Cara Mengetahui Sinyal Seks Wanita.   Ketertutupan wanita tentang gairah bercintanya, memang membuat Pria harus meraba-raba untuk mengetahuinya. Pada saat keinginan memuncak pun, wanita masih berupaya untuk tidak mengungkapkannya. Sehingga, Pria tidak begitu tahu persis, kapan harus melangkah lebih jauh. Kendati kita tidak bisa membaca pikiran wanita dan mengetahui kapan dia ingin bercinta, Pria yang bertugas menjadi inisiator harus pintar-pintar membaca situasi dan kondisi. Agar dapat bertindak sigap ketika signal seksual itu ada. Cara mengetahui sinyal seks wanita, salah satunya dapat diketahui dari  Bahasa Tubuh Wanita Saat Ingin Bercinta.  Memang, mulut wanita bisa berkata tidak, akan tetapi secara psikologis, gerakan tubuhnya tidak bisa berbohong. Keinginan bercinta yang tersembunyi jauh di lubuk hati terdalam, akan tercermin melalui bahasa tubuhnya secara nyata. Kontak mata : Bahasa Tubuh Wanita Sa