Langsung ke konten utama

Terimakasih buat Aris Delda

Terimakasih buat Aris Delda
Aris Delda yang entah kenapa
percaya belanja di Ariko Online Store
Artikel satu ini sebenarnya bagian dari postingan sebelumnya, "Memulai Bisnis Online". Tentang bagaimana rasanya sensasi transaksi pertama sejak saya memutuskan untuk memulai toko online yang saya beri nama Ariko Online Store. Website yang saya bangun untuk menjual produk fashion. Masih dalam tahap belajar memang...

Tulisan sederhana yang mungkin dapat menjadi inspirasi dan yang jelas sebagai dokumentasi perjalanan yang tentunya akan panjang, dalam mengarungi bisnis di toko online ini.

Berbagai tips dan artikel, sejak hari pertama memulai, telah menjadi santapan wajib setiap harinya. Upload produk dan menghubungi beberapa calon mitra pun telah dilakukan. Menghias website dengan widget-widget serta mendesain banner agar toko terlihat indah juga sudah dilakukan. Tidak hanya itu, media sosial pun menjadi ladang empuk dijajah untuk memproklamirkan keberadaan Toko Online, tidak peduli publik senang atau tidak (sedikit egois, he... eh..)...

Hari pertama dilalui dengan penuh kesepian.... Blackberry Messenger yang PIN nya telah beredar seantereo jagat melalui facebook, google plus, linkedin, dan twitter yang pengikutnya baru sembilan biji, belum juga terdengar bunyi-bunyi yang mengarah datangnya pembeli.

Saya tidak tahu, apakah Toko Online yang sudah dibuat sedemikian rupa dengan berbagai produk yang menurut saya cantik berwarna-warni dan di submit melalui berbagai media, termasuk google webmaster,, bing/yahoo dan lainnya, telah dikunjungi orang atau belum. Yang jelas, hari itu tidak ada satu pun contact yang mengarah bertanya apalagi membeli isi toko itu.

Hari pertama alhamdulillah... dilalui tanpa terjadi apa-apa. Sepi hingga beranjak malam yang kemudian berujung dengan pagi lagi.

Hari kedua, semangat masih menggebu... share produk di media sosial kembali dilakukan. Khususnya di group-group facebook. Tidak peduli group yang memang menghkususkan buka lapak jual beli online, maupun group sosial atau sekedar group silaturrahmi alumni 'ANU', bahkan group politik pun menjadi ajang berjualan. Baik yang anggotanya hanya 4 orang, maupun yang anggotanya mencapai ribuan hingga belasan ribu atau lebih. Kadang pakai permisi terkadang nekat main share begitu saja.

Juga tidak peduli mendapat simpati 'like' atau tidak. Yang penting share... share... share... Dan alhamdullilah... hari kedua sukses tanpa ada contact dan komunikasi yang mengarah terjadinya transaksi. Hari ketiga... nasib serupa kembali terjadi.

Sebuah pertanyaan yang terus berputar-putar disekitar kepala dan sesekali mampir di jidat. Apakah produk yang saya pajang dengan penuh harap memang tidak ada peminat atau tidak menarik. Saat itu, hanya artikel-artikel motivasi yang senantiasa menghibur, dan mengatakan bahwa bisnis memang dibangun dengan penuh perjuangan.

Terkadang sering pula muncul pikiran-pikiran kesal, mungkin sang penulis artikel motivasi itu tidak pernah merasakan apa yang saya rasakan. Jadi seenaknya saja nulis-nulis tanpa beban. Seolah tanpa dosa menganggap penantian panjang datangnya pembeli selama tiga hari itu adalah pekerjaan ringan.

Hari ke empat, BBM mulai bersuara pelan. Pertanyaan seputar produk sedikit memompa semangat. Tapi hari beranjak berganti malam, juga belum ada tanda-tanda yang mengarah ke transaksi pembelian. Beberapa peminat, namun terlihat jelas masih ragu untuk membeli. Yah... kepercayaan itu belum didapat.

Hari ke lima, ke enam, ke tujuh.... idem... Hanya sebatas nanya-nanya harga...

Hari ke delapan, adalah hari penuh ke ajaiban. Aris Delda diketahui sebagai salah satu jurnalis Kota Bengkulu terlihat mulai serius tertarik dengan produk yang ditawarkan ya...  Celana Pendek Surfing  nampaknya mampu menarik minatnya. Namun hari itu, entah kenapa dia belum jadi transper untuk pembelian. Lesu...

Hari ke sembilan, jemput bola, si Aris kembali dihubungi, dari nada massenger ia masih terlihat berminat. Tuhan please... jangan rubah niatnya.. He... he.... Dan tuhan mengabulkan, setelah jam makan siang, dana akan di transper katanya. Dan kegembiraan itu di tambah bonus Aris Delda langsung pesan tiga pcs celana pendek. @ Rp. 65.000,- artinya jumlah pembelian Rp. 195.000,- Untuk rasa senang free ongkos kirim spontan terucap. Dan deal....

Ini adalah tansaksi pertama yang begitu melelahkan, lebih melelahkan ketika saya melakukan beberapa pekerjaan offline di lapangan yang nilainya terkadang milyaran rupiah. Yah... saya biasa mendapat pekerjan proyek-proyek pemerintah... Namun sangat berbeda rasanya.

Ada rasa lega yang tidak mungkin bisa dilukiskan dengan kata-kata, ada kebahagian tersendiri. Sebuah kepercayaan... Ya.. kepercayaan dari konsumen yang tidak ternilai harganya. Kepercayaan ternyata menjadi faktor utama yang harus didapat dan itu bukan perkara gampang di dunia online. Namun proses telah dimulai...

Tulisan ini dibuat, untuk berterimakasih buat Aris Delda coustomer pertama Ariko Online Store yang entah kenapa percaya berbelanja. Dan hal itu sangat luar biasa nilainya... terimakasih sobat....

Komentar

  1. Bersiaplah untuk menerima lonjakan eksponensial pembeli.. selamat bung Dedi.. :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Cepat Puaskan Wanita Hingga Orgasme Dalam 10 Menit

Cara Cepat Puaskan Wanita Hingga Orgasme Dalam 10 Menit :: Dalam urusan bercinta, kaum Adam hendaknya tidak egois. Dimana hanya menjadikan wanita atau istri sebagai subjek untuk memuaskan hasrat birahi semata. Sebaiknya, para pria peduli untuk memuaskan pasangannya dalam berhubungan intim. Kepuasan yang dapat dicapai bersama, jelas akan memberi efek positif terhadap keberlangsungan hubungan anda kedepan. Tidak hanya itu, ketika anda para pria menghantar sang wanita mencapai titik klimaknya, ada kepuasan tersendiri yang di dapat. Erangan kecil pasangan anda saat orgasme akan menjadikan anda sebagai lelaki sejati dihadapannya.  Persoalannya, apakah kaum pria tahu langkah-langkah yang di butuhkan agar sang wanita sampai ke langit ketujuh hanya dengan merangsang G Spotnya? Dan mampukah bertahan untuk tidak ejakulasi hingga wanita mencapai puncak kenikmatannya. Hal ini jelas menjadi pokok penting dalam hubungan seksual. Karena, jika sang wanita dapat mencapai titik orgasme l...

Tips seks Jepang : Seni bercinta ala Geisha

sexy_geisha_by_amywestern Mungkin sebagian besar dari kita sudah tahu tentang Geisha. Pesona wanita Jepang yang identik dengan penghibur ini, dapat dikatakan menyedot perhatian dunia. Apalagi bagi para lelaki, memikirnya saja sudah membuat darah bergejolak kencang. Pada jamana dulu Geisha di Jepang merupakan wanita yang dilatih memberikan hiburan serba bisa baik dari segi menyanyi, menari, maupun bermain musik. Tidak hanya itu, wanita yang terkenal lemah gemulai itu juga terlatih dan memiliki keahlian untuk melayani pria di ranjang, wow... Salah satu keahlian mereka tentu saja teknik oral seks yang bisa membuat para pria menjadi pusing tujuh keliling. Ingin tahu bagaimana teknik para geisha melayani 'pertempuran' para Samurai? Ternyata para geisha yang biasa berlutut ini memiliki teknik oral seks yang bisa membuat para Samurai era tahun 1900-an 'bertekuk lutut'. Ck.. ck.. Dalam buku The Japanese Art of Sex: How to Tease, Seduce & Pleasure the Samurai in Yo...

Tradisi berbagi istri/poliandri ternyata ada di dunia

Tradisi berbagi istri di Himalaya Jika poligami, mungkin didunia adalah hal biasa. Apalagi ditengah kehidupan masyarakat muslim, dimana hal tersebut dibenarkan dan dihalalkan. Namun bagaimana jika poliandri , mungkin tidak banyak masyarakat yang bisa menerima hal tersebut.  Tidak lazim, namun tetap ada. Setidaknya hal itu terjadi disalah satu daerah, dan dahulunya dianggap lumrah dan biasa. Berikut sebuah artikel yang EXPO Online ambil dari berbagai sumber, tentang Tradisi berbagi istri atau poliandri.   Sebut saja salah satunya di Himalaya. Ketika Tashi Sangmo berusia 17 tahun, dia dinikahkan dengan seorang tetangganya yang baru berumur 14 tahun, di sebuah desa terpencil di Himalaya, Nepal. Sebagai bagian dari pernikahan itu, Sangmo juga setuju untuk menikah dengan adik lelaki suaminya. Tradisi berbagi istri di Himalaya Pada masa lalu, anak-anak lelaki dari setiap keluarga di wilayah Upper Dolpa menikahi satu perempuan. Namun, kini praktik poliandri itu mula...